Show simple item record

dc.contributor.authorAriyati, Eka
dc.contributor.authorMarlina, Syarifah
dc.contributor.authorRuqiah
dc.date.accessioned2016-12-09T02:33:04Z
dc.date.available2016-12-09T02:33:04Z
dc.date.issued2016-05-21
dc.identifier.citationAiken. (1985). Psychologicl Testing and Assessment (5 th ed). Allyn and Bacon. Inc. Massachussets. Erlianty. (2010). Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Obat dan Pemanfaatannya oleh Masyarakat Kawasan Gunung Sembayung Desa Bagak Sahwa Singkawang. Fahutan Untan. Pontianak. Ridwan. (2010, April). Petunjuk Pemanfaatn Obat. Diakses dari http://Kawan1. Blogsopt.com. Sartini. (2004). Menggali Karifan Lokal Nusantara Sebuah Kajian Filsafati. Jurnal Filsafat, 111-120. http://dgi- indonesia.com/wp-content/uploads/2009 /02/menggalikearifanlokalnusantara1.pdf. Siagian, dkk. (1993). Pengetahuan dan Pemanfaatan Jenis Pohon sebagai Bahan Obat oleh Masyarakat Kutai dan Dayak Tunjung di Kalimantan Timur. Seminar Hasil Litbang SDH. Bandung. Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung. Tarsito.in_ID
dc.identifier.issn2557-533X
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/8014
dc.description.abstractDewasa ini muncul kecenderungan masyarakat untuk kembali ke alam dengan mengkonsumsi obat-obatan tradisional yang berasal dari tanaman karena adanya kepercayaan akan keamanan penggunaan obat-obatan tradisional dan hematnya biaya yang dikeluarkan. Masyarakat desa biasanya masih menjaga adat istiadat dan memiliki pengetahuan tentang pemanfaatan tumbuhan sebagai obat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memahami proses pewarisan pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan yang bermanfaat sebagai tanaman obat berlandaskan kearifan lokal untuk tetap menjaga lingkungan serta menginvertarisasi data-data tentang tanaman obat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, data diperoleh dari proses wawancara masyarakat di desa Garu Kabupaten Landak Kalimantan Barat. Narasumber berasal dari dukun kampung (Tajo’), dukun beranak, ibu-ibu PKK, dan masyarakat biasa. Data juga diperoleh dengan teknik observasi lapangan. Dari hasil inventarisasi terdapat sekitar 40 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat, mulai dari yang dikelompokkan berdasar organ daun, akar, batang, bunga, buah, rimpang, dan ada 3 jenis tanaman yang semua organnya digunakan. Proses pembelajaran tentang tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat umumnya dilakukan di lingkungan keluarga (diajarkan secara turun temurun), belajar secara langsung di lapangan, pengalaman sehari-hari, pengetahuan dari dukun kampong (Tajo’) dan informasi dari tetangga atau kerabat. Proses pewarisan pengetahuan yang terjadi di desa Garu umumnya bersifat non formal dan terkandung kearifan lokal, berbeda dengan di daerah perkotaan. Hal ini bermanfaat untuk melestarikan budaya dan alam sekitar perkampungan atau desa.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartain_ID
dc.subjectpewarisan pengetahuanin_ID
dc.subjecttanaman obatin_ID
dc.subjectdesa Garuin_ID
dc.titlePewarisan Pengetahuan Tanaman Obat di Desa Garu Kabupaten Landakin_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record