dc.contributor.author | Murni, Dewi | |
dc.contributor.author | Hodijah, Siti Romlah Noer | |
dc.date.accessioned | 2016-12-24T04:26:50Z | |
dc.date.available | 2016-12-24T04:26:50Z | |
dc.date.issued | 2016-05-21 | |
dc.identifier.citation | Bahar, M. and M. Polat. (2007). The Science Topics Perceived Difficult by Pupils at Primary 6-8 Classes: Diagnosing the Problems and Remedy Suggestions. Educational Sciences: Theory & Practice. 7 (3) :11131130.https://www.academia.edu/408833/The_Science_Topics_Perceived_Difficult_by_Pupils_at_Primary_6 -8_Classes_ Diagnosing_the_Problems_and_Remedy_Suggestions. Bath D. and J. Bourke. (2010). Getting Started With Blended Learning. QueensLand: Griffith Institute for Higher Education. Bétrancourt, M., & Tversky, B. (2000). Effect of computer animation on users’ performance: a review. Le Travail Humain, 63(4), 311-330. http://citeseerx.ist.psu.edu/ showciting?cid=589939. Chattopaday, A. (2005). Understanding of Genetic Information in Higher Secondary Students in Northeast India and the Implications for Genetics Education.Cell Biology Education.4: 97–104. http:// www.lifescied.org/content/4/1/97.abstract Darmawan, D. (2012). Inovasi Pendidikan : Pendekatan Praktik Teknologi Multimedia dan Pembelajaran Online. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Jumaat, N.F and Tasir, Z. (2014). Instructional Scaffolding in Online Learning Environment : A Meta-Analysis. International Conference on Teaching and Learning in Computing and Engineering. Katminingsih, Y. (2009). Vigotsky dan Teorinya dalam Mempengaruhi Desain Pembelajaran Matematika. Malang: STKIP PGRI Blitar. Kurniasih, A. W. (2012). Scaffolding sebagai Alternatif Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika. Jurnal Kreano. 3 (2) : 113-124. Manokore, V. and M.Williams. (2012). Middle School Students’ Reasoning about Biological Inheritance: Students’ Resemblance Theory. International Journal of Biology Education. 2(1): 1-31. Prassida, G. F dan Mukhlason, A. (2011). Virtual Class Sebagai Strategi Pembelajaran Untuk Peningkatan Kualitas Student-Centered Learning Di Perguruan Tinggi. Teknologi. 1(2) : 95-98. http://download. portalgaruda.org/article.php?article=116549&val=5317. Puntambekar, S. and J. L. Kolodner.(2005). Toward Implementing Distributed Scaffolding:Helping Students Learn Science from Design. Journal Of Research In Science Teaching.42(2): 185–217. http://miwalab.cog.human.nagoya-u.ac.jp /database/paper/2005-09-27.pdf. Reiser. B. J. (2004). Scaffolding Complex Learning: The Mechanisms of Structuring and Problematizing Student Work. The Journal Of The Learning Sciences. 13(3): 273–304. https://www.academia.edu/270641/Scaffolding_Complex_Learning_The_Mechanisms_of_Structuring_and_ Problematizing_Student_Work. Sudiana, R. (2014). Pemanfaatan Media Sosial sebagai Sarana Penunjang Perkuliahan di Jurusan Pendidikan Matematika. Laporan Penelitian Dosen Pemula, FKIP, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | in_ID |
dc.identifier.issn | 2557-533X | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/11617/8035 | |
dc.description.abstract | Substansi genetika merupakan salah satu konsep yang dianggap sulit oleh mahasiswa. Hal ini
terlihat dari rendahnya hasil belajar mahasiswa. Sifat konsep yang abstrak dan terbatasnya waktu
perkuliahan diduga menjadi salah satu penyebab rendahnya hasil belajar. Pendekatan pembelajaran
scaffolding diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar karena memungkinkan mahasiswa
membangun sendiri pengetahuannya dengan adanya bantuan dosen secara bertahap. Pembelajaran
scaffolding dapat diaplikasikan melalui blended learning. Pembelajaran ini mengkombinasikan
(blended) perkuliahan formal di kelas dengan pembelajaran virtual class yang diakses melalui
internet dengan memanfaatkan fasilitas komputer, leptop dan smartphone. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh blended learning terhadap hasil belajar mahasiswa pada
konsep substansi genetika. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui respon mahasiswa
terhadap blended learning. Perangkat pembelajaran blended learning dikembangkan dengan
menggunakan software Moodle. Subjek penelitian adalah 85 mahasiswa yang mengontrak mata
kuliah biologi umum pada semester Ganjil, tahun ajaran 2015/ 2016. Scaffolding diberikan dalam
bentuk video dan Lembar Kerja Mahasiswa melalui virtual class pada web bioedu-untirta. Metode
yang digunakan adalah kuasi eksperimen, dengan desain one group pretest-postest. Instrumen
yang digunakan untuk mengukur hasil belajar mahasiswa adalah soal tes tertulis dalam bentuk
pilihan ganda. Untuk mengetahui respon mahasiswa terhadap blended learning, digunakan lembar
angket. Data hasil belajar mahasiswa diolah dengan menggunakan software SPSS. Hasilnya
menunjukkan bahwa nilai rata-rata pretes adalah 59,2, sedangkan rata-rata nilai postes adalah 76,0.
Sebagian besar mahasiswa (43%), memiliki hasil belajar yang berada pada kategori baik. Hasil uji
t menunjukkan bahwa blended learning berbasis scaffolding berpengaruh terhadap hasil belajar
mahasiswa pada konsep substansi genetika dengan signifikansi 0,0001. Hasil pengolahan angket
menunjukkan bahwa blended learning dianggap membantu mahasiswa memahami konsep
substansi genetika. Bentuk scaffolding yang dianggap paling membantu adalah video animasi
tentang proses replikasi dan sintesis protein. Permasalahan yang ditemui mahasiswa dalam
blended learning antara lain sulitnya melakukan log-in pada saat mengakses virtual class. | in_ID |
dc.language.iso | id | in_ID |
dc.publisher | Universitas Muhammadiyah Surakarta | in_ID |
dc.subject | blended learning | in_ID |
dc.subject | scaffolding | in_ID |
dc.subject | hasil belajar | in_ID |
dc.subject | substansi genetika | in_ID |
dc.subject | virtual class | in_ID |
dc.title | Pengaruh Blended Learning Berbasis Scaffolding terhadap Hasil Belajar Mahasiswa pada Konsep Substansi Genetika | in_ID |
dc.type | Article | in_ID |