dc.description.abstract | Peningkatan koefisien perpindahan kalor konveksi dapat dilakukan dengan
memodifikasi permukaan saluran dengan pemasangan sirip. Adapun permasalahan
yang ditimbulkan dalam modifikasi ini adalah kesulitan pabrikasi dan meningkatkan
pressure drop. Perpindahan kalor dalam media aliran gas-cair banyak dijumpai dalam
komponen-komponen sistem konversi energi. Perpindahan kalor yang terjadi
ditentukan oleh koefisien perpindahan kalor yang dalam hal ini sangat dipengaruhi
oleh hubungan kompleks antara properties fluida, dimensi dan permukaan pipa, serta
pola aliran (flow pattern) dua fasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan perubahan debit air, debit udara dan fluks kalor terhadap koefisien
perpindahan kalor.
Penelitian dilakukan dengan mengalirkan air dari atas dan udara dari bawah
dalam bentuk aliran gelembung. Pipa uji terdiri atas pipa tembaga dengan Di 24 mm
panjang 800 mm dililit dengan elemen pemanas listrik sepanjang pipa. Ujung atas
dan bawah pipa uji disambung dengan pipa transparan untuk mengetahui pola aliran
yang terjadi. Untuk mengukur temperatur dinding dipasang termokopel di dinding
luar pada lima titik sepanjang pipa uji, sedangkan temperatur fluida diukur dengan
memasang termokopel pada sumbu pipa di tujuh titik sepanjang pipa uji.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien perpindahan kalor eksperimen
meningkat dengan meningkatnya debit udara dan menurun dengan meningkatnya
debit air. Koefisien perpindahan kalor eksperimen juga meningkat dengan
meningkatnya fluks kalor listrik. Koefisien perpindahan kalor prediksi Chen maupun
Ghajar memiliki harga yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan hasil eksperimen.
Kondisi penelitian berada pada: kualitas gas (x) 0,000058 sampai 0,000116, dan
fraksi hampa (a) 0,0462 sampai 0,1021, serta fluks kalor listrik (q”)1627,189 W/m2
sampai 11398,62 W/m2. | en_US |