Status Terkini Prediksi Curah Hujan MK 2016 dan MH 2016/2017 (Studi Kasus: D.I. Yogyakarta)
View/ Open
Date
2016-06-04Author
Hermawan, Eddy
Satyawardhana, Haries
Witono, Adi
Berliana, Sinta
Rustiana, Shailla
Metadata
Show full item recordAbstract
Dalam rangka mendukung upaya adaptasi dan mitigasi sektor
pertanian terhadap perubahan iklim, maka dipandang perlu untuk
dilakukan satu analisis tentang status terkini kondisi indeks iklim global dan
implikasinya terhadap perilaku curah hujan di beberapa kawasan
Indonesia, khususnya D.I Yogyakarta dan kawasan sekitarnya. Selain data
indeks iklim global di atas, digunakan pula data CHIRPS bulanan selama 34
tahun pengamatan (1981-2014). Berbasis metode analisis statistik ARIMA,
diketahui bahwa kawasan Yogyakarta akan mencapai puncak musim
kemarau pada bulan Agustus. Musim transisi (peralihan dari musim
kemarau ke musin penghujan) sekitar September, Oktober dan November
(SON). Adanya isu bakal terjadinya La-Nina sejak awal Juni 2016 hingga
akhir Desember 2016, diperkirakan tidak akan membawa pengaruh yang
signifikan terhadap penambahan curah hujan. Yang terjadi, justru
sebaliknya bakal terjadi adanya musim hujan di saat musim kemarau
(dikenal dengan istilah kemarau basah). Atas dasar itulah, maka
disimpulkan hujan tahun ini masih dikategorikan normal. Hal ini
diindikasikan adanya pengaruh angin Baratan dari Lautan Hindia yang
tergolong masih relatif kuat dibandingkan angin Timuran. Disisi lain,
ternyata angin Timuran tidak cukup kuat untuk meredam angin Baratan,
sehingga menambah keyakinan jika tahun ini bakal terjadi adanya hujan di
saat musim kemarau. Untuk mengetahui lebih jauh mekanisme terjadinya
hujan disaat musim kemarau dan juga puncak kemarau dan puncak musim
hujan di kawasan D.I. Yogyakarta dan kawasan sekitarnya, dibahas lengkap
dalam makalah ini.