dc.identifier.citation | ______.2010. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 09/ PRT/ M/ 2010. Jakarta: Sekertariat Menteri Pekerjaan Umum ______.2016. http://geospasial.bnpb.go.id/pantauanbencana/data/dataerosi.php. Waktu akses: 2 Juni 2016 pukul 15.53 WIB Ajiwibowo, H, Nita. Y, (2011), Model Fisik Pengamanan Pantai. Bandung: ITB Dianawati, Ratih.2016. Kajian Erosi Pantai di Kawasan Pantai Muarareja Kota Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Yogyakarta: UGM Pratikto, W.A., Haryo, D.A., dan Suntoyo, (2007), Perencanaan Fasilitas Pantai dan Laut, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta Setyandito, Oki & Triyanto, Joko. 2007. Analisa Erosi dan Perbahan Garis Pantai Pada Pantai Pasir Buatan dan Sekitarnya di Takisung, Provinsi Kalimatan Selatan. Jurnal Teknik Sipil Vol 7 No 3, Juni 2007, Hal: 224-235. Sofyan, Adnan. 2014. Kajian Kerusakan Pantai Akibat Erosi Marin Di Wilayah Pesisir Kelurahan Kastela Kecamatan Pulau Ternate. Jurnal Geografi: Geografi dan Pengajaranya Vol. 12, No 1, Hal: 59 – 71. Ruswandi, Saefudin,A., Mangkuprawita, S., Riani, E., Kardono, P., Identifikasi Potensi Bencana Alam dan Upaya Mitigasi yang Paling Sesuai Diterapkan di Pesisir Indramayu dan Ciamis. Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan Jilid 18 No.2 (2008): 1-19. Rositasari, R., Seriawan, W.B., Supriadi, I.H., Hasanuddin, Prayuda,B. 2011. Kajian Dan Prediksi Kerentanan Pesisir Terhadap Perubahan Iklim: Studi Kasus Di Pesisir Cirebon. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol.3 No.11, Juni 2011: 52-64. | in_ID |
dc.description.abstract | Pasang surut air laut terjadi karena pergerakan naik turunnya posisi permukaan perairan laut secara berkala akibat adanya gaya gravitasi bulan dan matahari. Dampak negatif pasang surut air laut adalah terjadinya erosi atau pengikisan pantai, bahkan mengakibatkan kerugian harta benda apabila menerjang permukiman penduduk. Rentetan kejadian erosi pantai dari tahun 2011 sampai tahun 2013 telah tercatat oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Selama kurun waktu tersebut, Pantai Kuwaru dan Samas merupakan
lokasi yang mempunyai tingkat kerusakan erosi terparah di selatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pantai Kuwaru bahkan mengalami tiga kali kejadian erosi yaitu 7 Agustus 2011 jalan akses menuju pantai tergerus sepanjang 20 meter, 31 Agustus 2012 mengakibatkan ratusan pohon cemara udang tumbang, dan pada
18 September 2013, sebanyak 53 bangunan hilang. Di waktu yang sama, Pantai Samas juga mengalami kejadian serupa dengan jumlah bangunan yang hilang mencapai 12 unit. Kondisi ini semakin memburuk dari tahun ke tahun. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan proses erosi di Pantai Kuwaru dan
Samas, serta (2) mendeskripsikan bentuk mitigasi di Pantai Kuwaru dan Samas. Metode pengumpulan data dilakukan secara triangulasi atau menggabungkan metode telaah data sekunder, observasi, dan wawancara. Telaah data sekunder merupakan pengumpulan data-data kejadian bencana dengan analisis permulaan. Observasi dilakukan untuk menggali informasi mengenai tapak-tapak erosi yang pernah terjadi erosi pantai di Kuwaru dan Samas. Wawancara dilakukan sebagai upaya penguatan terhadap data sekunder dan observasi
lapangan. Analisis data yang diterapkan dalam penelitian ini bersifat induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab terjadinya erosi adalah adanya penguatan pesisir di Kabupaten Kulonprogo. Proses penguatan mengakibatkan akumulasi tenaga erosi yang kemudian bergeser dari barat menuju ke wilayah
yang berada di sebelah timur, termasuk di Pantai Kuwaru dan Samas. Pergerakan tenaga geomorfologi dari barat ke timur terjadi karena adanya sudut antara arah gelombang dengan garis pantai yang dicerminkan dengan terjadinya littoral drift. Beberapa bentuk mitigasi yang telah diupayakan adalah penanaman mangrove di muara pantai Samas, penanaman cemara udang, dan pembangunan bangunan pantai pemecah ombak. Supaya mendapatkan hasil yang optimal, diperlukan perencanaan penanganan erosi secara menyeluruh untuk seluruh wilayah, mengingat dampak yang timbul akan mempengaruhi wilayah satu dengan lainnya. | in_ID |