Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Pengembangan Pertanian di Kepulauan Tanimbar
Abstract
Perubahan iklim global merupakan salah satu issu lingkungan
dunia dewasa ini. Hal ini disebabkan perubahan iklim global yang
menyebabkan dampak negatif pada berbagai sektor kehidupan. Menurut
Naylor (2006) dalam Diposaptono (2009), perubahan pola curah hujan di
Indonesia akan mengarah pada terlambatnya awal musim hujan dan
kecenderungan lebih cepat berakhirnya musim hujan. Upaya memenuhi
kebutuhan pangan dihadapkan pada keterbatasan data sumberdaya lahan
yang akurat sebagai dasar perencanaan. Salah satu data sumberdaya lahan
adalah peta potensi lahan dan aneka kekayaan sumber daya pangan lokal
yang ada dan dilanjutkan dengan eksplorasi pemanfaatan dan
pengembangan sesuai tradisi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
pengaruh perubahan iklim terhadap hasil pertanian di Kepulauan
Tanimbarn Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Metode penelitian adalah
dengan melakukan analisis kesesuaian lahan untuk pengembangan
tanaman pertanian, dengan memanfaatkan data dasar peta RBI skala
1:25.000. Selanjutnya dibangun data kelerengan dan mengintegrasikan
data iklim dan data tanah untuk menghasilkan peta sistem informasi lahan.
Peta potensi lahan sebagai hasil analisis diintegrasi dengan peta ReProT
skala 1:250.000. Hasil penelitian masih merupakan informasi awal pada
skala tinjau untuk zonasi potensi lahan yang dapat dimanfaatkan sebagai
data awal untuk pengembangan lebih lanjut kesesuaian jenis pertanian dan
jenis komoditasnya. Daerah Kota Saumlaki yang mewakili wilayah dengan
pola hujan ekuatorial-bimodal (di wilayah Kepulauan Tanimbar /Kabupaten
Maluku Tenggara Barat) dan Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) relatif
tidak terjadi perubahan nilai curah hujan antara periode 1984 - 2013
dibandingkan periode sebelumnya 1954-1983. Dan selama musim hujan
(Desember - Mei) curah hujan meningkat hanya sebesar 2,7%, sedangkan
selama musim kemarau (Juni-November) curah hujan menurun hanya 3,5%
dan kenaikan nilai curah hujan tahunannya hanya 1,5% (Laimeheriwa,
2014). Perubahan iklim tidak cukup dirasakan di daerah ini sehingga
potensi pengembangan lahan pertanian di wilayah Kepulauan Tanimbar
cukup besar dalam kategori sesuai marginal , yang memiliki arti lahan
mempunyai pembatas-pembatas yang besar untuk mempertahankan
tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. Analisis spasial Kepulauan
Tanimbar memiliki wilayah yang sesuai secara marginal (S3) untuk
penggunaan ladang sebesar ± 51.000 Ha, untuk lahan kering seluas ±
44.000 ha.