dc.identifier.citation | Ahman Sya. (2004). Bukit Sepuluh Ribu Tasikmalaya. Tasikmalaya : CV. Gadjah Poleng. Ambarjaya. dan Juwita, Debby. (2008). Gunung di Indonesia. Bandung: CV. Mitra Sarana. Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana, Letusan Gunung Api, 2011.http://bnpb.go.id/ website, update: 10 April 2015 Buku Panduan Studi Lapangan Gunung Galunggung, 2012. FKIP Program Studi Geografi Universitas Siliwangi Tasikmalaya [tidak dipublikasikan] Coburn, A.W., Spence, R.J.S. dan Pomonis, A. (1994). Mitigasi Bencana, Program Pelatihan Manajemen Bencana. Cambridge UK: UNDP. Fokus Media. (2011). Undang-Undang Penanggulangan Bencana Edisi 2011. Bandung: Fokus Media. Nasution, S. (2009). Metode Research (penelitian ilmiah). Jakarta : Bumi Aksara. Nurjanah. Sugiharto, R., Kuswanda, Dede. B.P., Siswanto. dan Adikoesoemo. (2012). Manajemen Bencana. Bandung: ALFABETA. Katili, J.A. dan Sudrajat, A. (1983). The 1982-1983 Galunggung Eruption. Jakarta: Departement of Mines and Energy. Kusumosubroto, Haryono. (2013). Aliran Debris & Lahar. Yogyakarta: Graha Ilmu.Rafi’i, Suryatna. 1984. Metode Statistik untuk Penarikan Sampel. Bandung : Bina Cipta. Mawardi, Erman. dan Sulaeman, Asep. (2011). Partisipasi Masyarakat Dalam Pengurangan Resiko Bencana Banjir. Surakarta: Pusat Penelitian Dan Pengembangan Sumber Daya Air. Sastropoetro, Santoso. (1988). Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional. Bandung: PT. Alumni. Sedarmayanti, dan Hidayat, Syarifudin. (2002). Metodologi Penelitia. Bandung: CV. Mandar Maju. Sumaatmadja, Nursid. 1981. Metodologi Analisa Geografi. Alumni. Bandung Supriatna, S., L. Sarmili, D.Sudana, A. Koswara. 1992. Geologi Lembar Karangnunggal, Jawa. Departemen Pertambangan dan Energi, Direktorat Jendral Geologi Sumberdaya Mineral. Yayasan IDEP. (2007). Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM). Bali: Yayasan IDEP. Tim Penyusun, 2008. Buku Pegangan Guru Pendidikan Siaga Bencana. Bandung: Pusat Mitigasi Bencana-Institut Teknologi Bandung. | in_ID |
dc.description.abstract | Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau
ditetapkan oleh Pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai
hutan tetap. Pemerintah menetapkan hutan berdasarkan fungsi pokok
atas: Hutan konservasi, hutan lindung, dan hutan produksi. Gunung
Galunggung salah satu gunungapi aktif tipe A berlokasi di sebelah barat
laut Kota Tasikmalaya. Konservasi Hutan kawasan Gunung Galunggung
sangat diperlukan mengingat perkembangan Kota yang semakin luas,
sehingga hutan/bukit-bukit yang semula adalah kawasan hutan yang
berfungsi sebagai ruang terbuka hijau sudah banyak berkurang, terutama
di kawasan sepanjang aliran lava gunung galunggung yang mengarah ke
Kota Tasikmalaya. Salah satu penyebabnya adalah pemukiman masyarakat
yang semakin padat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah menggunakan metode penelitian deskriptif dengan teknik
survey. Teknik pengumpulan data yang digunakan: survey lapangan (field
study), wawancara (interview), studi dokumentasi, studi literatur. Teknik
analisis data yang dilakukan menggunakan skala likert yang dihitung
dengan analisis diskriminan. Jenis partisipasi yang disumbangkan oleh
masyarakat di kawasan hutan konservasi Gunung Galunggung; a)partisipasi buah pikiran/ide, b) partisipasi tenaga, c) partisipasi harta
benda, d) partisipasi keterampilan dan kemahiran dan e) partisipasi sosial.
Bentuk partisipasi masyarakat dalam koservasi kawasan hutan di Gunung
Galunggung; a) partisipasi aktif, b) partisipasi pasif. Faktor-faktor geografis
yang menjadi acuan pentingnya konservasi hutan di kawasan Gunungapi
Galunggung adalah: a) habitat, b) pertimbangan wilayah, c) faktor fisik dan
manusia, dan d) nilai ekonomi. | in_ID |