dc.identifier.citation | SUHUF, Vol. XVII, No. 02/Nopember 2005: 97-107 106 Achmad Baiquni, Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern (Jakarta: Pustaka, 1983). ——, “Konsep-konsep Kosmologis”, dalam Budhy Munawar Rahman, Kontekstualisasi Doktrin Ajaran Islam Dalam Sejarah (Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina, 1994). Ahmad Tafsir, Filsafat Umum (Bandung: Rosdakarya, 1989). Anwar Effendi, Mengenal Alam Raya (Jakarta: Pustaka, 1983 Al-Baghdadi, Al-Farq bayn al-Firaq (Beirut: Dar al-Afaq al-Jadidat, 1977). al-Baqy, al-Mu‘jam al-Mufahras li Alfâzh al-Quran al-Karîm (Beirut: dar al-Fikr, 1987). Al-Farabi, Arâ’ Ahl al-Madînah al- Fadhîlat (Mesir: tp., tt.). Al-Ghazali, Tahâfut al-Falâsifat, Sulaiman Dunya, ed. (Kairo: dar al-Ma‘arif, 1966). Al-Ghurabi, Târikh al-Firq al-Islamiyat (ttp.: Muhammad Ali Shubh wa Auladuh, 1950). Harun Nasution, “Falsafat Islam”, Tulisan Filsafat Islam Pasca Ibn Rusyd (Jakarta: LSAF, 1989). Joko Siswanto, Kosmologi Einstein (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1996). Maskoeri Yasin, Ilmu Alamiah Dasar (Surabaya: Bina Ilmu, 1989). Sandi Setiawan, Gempita Tarian Kosmos (Yogyakarta: Andi Ofset, 1994). ___, Theory of Everything (Yogyakarta: Andi Ofset, 1994). Sirajuddin Zar, Konsep Penciptaan Alam dalam Pemikiran Islam, Sains dan al-Quran (Jakarta: Rajawali Press, 1997). | en_US |
dc.description.abstract | Proses kejadian alam semesta merupakan rahasia Tuhan yang begitu
unik, sehingga banyak pemikir baik dari kalangan Barat ataupun Timur
mencoba menguak tentang proses kejadian alam semesta tersebut.
Dalam makalah ini penulis mencoba menguak rahasia alam semesta
dengan mencari literatur dari kitab utama umat Islam yaitu Al-Qur’an.
Dari penelususran tersebut penulis mengambil kesimpulan bahwa proses
kejadian alam semesta menurut Al-Qur’an hanya memberikan informasi
secara singkat dan global, hal itu tidak berarti bahwa Allah menciptakan
alam semesta ini dengan sekali jadi, tetapi kun fa yakûn itu melalui
proses yang panjang, meskipun penjelasan lebih rinci dari proses ini
tidak disebut di dalam al-Quran. Penjelasan proses secara detail tentang
awal kejadian alam semesta ini bisa meminta bantuan temuan-temuan
ilmuwan mutakhir, khususnya para astronom dan fisikawan modern
untuk menjelaskan secara detail awal penciptaan alam semesta.
Menurut hemat penulis, ayat al-Quran dan ayat kauniyah itu merupakan
ayat Allah juga, oleh karena itu seharusnya keduanya memiliki hubungan
sinergis yang saling melengkapi. Dengan kata lain, penemuan yang
ditemukan oleh para astronom dan fisikawan tentang awal kejadian
alam semesta bisa dijadikan sebagai bayan tafsîl (penjelasan yang detail)
atas informasi al-Quran tentang awal kejadian alam semesta yang masih
global itu. Penafsiran berdasarkan temuan ilmuwan ini harus lebih
dipercara ketimbang pendekatan bahasa, seperti yang dilakukan oleh
sebagian kalangan mufassir maupun teolog Muslim. | en_US |