dc.contributor.author | Jaya, I Gede Nyoman Mindra | |
dc.contributor.author | Tantular, Bertho | |
dc.contributor.author | Zulhanif | |
dc.date.accessioned | 2017-06-06T02:01:32Z | |
dc.date.available | 2017-06-06T02:01:32Z | |
dc.date.issued | 2017-03-18 | |
dc.identifier.citation | Anselin, L. (1988) . Spasial Econometrics : Methods and Models. London: Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya II (KNPMP II) 111 Universitas Muhammadiyah Surakarta, 18 Maret 2017 Kluwer Academic Publisher. Ehlhorst, P. (2014), SpatialEkonometrik-From Cross-Sectional Data to Spatial Panels, Springer, Heidelberg, New York Jaya, Mindra I. G. et al. (2016). “ Bayesian Spatial Autoregressive (BSAR) Dalam Menaksir Angka Prevalensi Demam Berdarah (DB) Di Kota Bandung. Prosiding Seminar Nasional Matematika Universitas Parahyangan Bandung. Klotz, S. (2004). Cross Sectional Dependence in Spatial Econometrics Models with an Application to German Start Up Activity Data. USA: Transaction Publisher Lesage, J.P. 1998. Spasial Econometrics. Department of Economics, University of Toledo. Perret, Jens K (2011). A Proposal for an lternative patial eight Matri under onsideration of the Distribution of Economic ctivity. ergische niversit at uppertal M E E DI I PAPERS. ISSN 1867-535. | in_ID |
dc.identifier.issn | 2502-6526 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/11617/8742 | |
dc.description.abstract | Permasalahan dalam analisis sapatial ekonometrik yang berkaitan dengan spasial lag
dependensi yaitu belum ditemukan solusi tepat dalam menentukan struktur dependensi pada data
spasial. Struktur dependensi ini umumnya dinyatakan dalam matrik bobot spasial (W). Secara
teori matrik W adalah fixed ditentukan berdasarkan hipotesis peneliti yang dikembangkan dari
dari pemahaman terhadap fenomena yang diamati. Namun demikian, seringkali peneliti tidak
memiliki informasi yang cukup untuk membangun struktur dependensi ini. Keterbatasan informasi
menyebakan peneliti merujuk pada hokum Tobler yang menjelaskan bahwa semua hal saling
terkait satu dengan yang lainnya namun yang lebih berdekatan lebih erat kaitannya dibandingkan
yang berjauhan. Hukum ini diterjemahkan dalam berbagai cara seperti menggunkan kedekatan
persinggungan antara lokasi ataupun menggunakan inverse jarak. Namun, faktanya, metode ini
tidak mampu memberikan struktur W yang optimal menurut ukuran kebaikan model R
dan AIC.
Penelitian ini mengusulkan satu pendekatan baru melalui metode iterasi untuk menemukan matrix
W yang paling optimal. Metode yang digunakan adalah metode K-Nearest Neighbor (K-NN).
Hasil analisis pada kasus Diare di Kota Bandung Tahun 2015 menemukan bahwa penggunaan
metode K-nearest neighbor dalam memilih matrik bobot spasial yang paling optimum memberikan
hasil akhir yang baik. Model dengan matrik bobot berdsarkan 3-NN memberikan nilai AIC yang
paling kecil dan R
2
yang paling besar. Temuan lain dari penelitian ini adalah nilai koefisien
spasial lag yang semakin tinggi tidak menjamin bahwa model spasial lag dengan ukuran AIC dan
R2 semakin baik. Dua variabel yang memiliki kontribusi terhadap angka prevalensi diare sesuai
dengan fenomenanya adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Air Bersih. | in_ID |
dc.language.iso | id | in_ID |
dc.publisher | Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta | in_ID |
dc.subject | K-NN | in_ID |
dc.subject | Optimasi | in_ID |
dc.subject | Spasial Lag | in_ID |
dc.title | Optimalisasi Matrik Bobot Spasial Berdasarkan K-Nearest Neighbor Dalam Spasial Lag Model | in_ID |
dc.type | Article | in_ID |