dc.identifier.citation | Abidin, Yunus. (2009). Guru dan Pembelajaran Bermutu. Bandung: PT. Rizqi Press. Abidin, Yunus. (2014). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditama. Aydeniz, H., & Ozcelik, N. (2012). Impact of Creative Drama Method on the French Achievement of University Students. Procedia - Social and Behavioral Sciences. Craft, A., Cremin, T., Hay, P. & Clack, J. (2014). Creative primary schools: developing and maintaining pedagogy for creativity. Ethnography and Education.Procedia - Social and Behavioral Sciences. Cresswell, J.W. (2007). Mixed Methods. New York: Pearson Merril Prentice Hall. Depdiknas (2003) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Erbay, F., & Dogru, S. S. Y. (2010). The effectiveness of creative drama education on the teaching of social communication skills in mainstreamed students.Procedia - Social and Behavioral Sciences. Güryay, B. (2014). Creative Drama: A Way to Understand Shakespeare?Procedia - Social and Behavioral Sciences. Joyce, B. et.al. (2009). Models of Teaching. New York: Allyn and Bacon. Lehtonen, A., Kaasinen, M., Karjalainen-Väkevä, M., & Toivanen, T. (2016). Promoting Creativity in Teaching Drama. Procedia - Social and Behavioral Sciences. Putra, Adita Widara. (2012). Pembelajaran Pemeranan Pada Mata Kuliah Pergelaran sastra Dengan Menggunakan Model Bengkel Sastra Sebagai Upaya Mengembangkan Karakter Mahasiswa.Bandung: UPI (Tesis Tidak Dipublikasikan). Sugiono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. Yin, Robert K. (2006). Studi Kasus: Desain dan Metode. Jakarta: Rajawali Pers. | in_ID |
dc.description.abstract | Membangun kreativitas calon guru untuk mensukseskan tujuan pembelajaran abad XXI
merupakan tantangan yang harus dijawab Lembaga Perguruan Tinggi Keguruan (LPTK) terkait
upaya memproduksi guru yang handal. Guru yang kreatif ialah guru yang mampu menyesuaikan
kemampuan mengajarnya dengan tujuan pendidikan masa kini (empat kompetensi minimal
pembelajar abad XXI). Pembelajaran bengkel pertunjukan drama yang disusun berdasarkan
konsep bengkel sastra, sangat menekankan pembelajarnya pada proses menuju pertunjukan
yang utuh. Melalui proses tersebut pembelajar akan menimba pengalaman bagaimana menjadi
pemeran, sutradara, dan perangkat lain yang membangun suatu pertunjukan drama. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran bengkel pertunjukan drama membentuk kreativitas
mengajar bagi calon guru. Pengembangan tersebut dipengaruhi oleh keterbiasaan mereka dalam
mengembangkan kreativitas untuk mewujudkan pertunjukkan drama yang utuh. Artinya ada
relevansi antara kreativitas mewujudkan pertunjukkan drama dengan kreativitas mengajar, sebab
di antara kedua konsep kreativitas tersebut mengandung satu unsur utama, yakni mewujudkan
pertunjukkan, baik di atas panggung maupun di depan kelas. | in_ID |