dc.contributor.author | Age, Maria Yulita C. | |
dc.date.accessioned | 2017-07-19T02:19:48Z | |
dc.date.available | 2017-07-19T02:19:48Z | |
dc.date.issued | 2017-04-04 | |
dc.identifier.citation | Endraswara, W. 2003.MetodologiPenelitianSastra. Yogyakarta; PustakaWidyatama. Meko, Aron M. 2006. KhasanahBudayaLio-Ende. Ende; Nusa Indah. Miles, M. B. Huberman, A. M. 1994. Qualitatif Data Analisys.London; Sage Publications. Moleong, L. J. 1998. MetodelogiPenelitianKualitatif. Bandung; RosdaKarya. Pradopo, R. 1993. PengkajianPuisi. Yogyakarta; Gajah Mada University Press. Winarno, S. 1978. DasardanTeknik Research. Bandung : Tarsito Wellek, R., A. Waren. 1990. TeoriKesusastraan. Jakarta; Gramedia. Zainuddin. 1992. MateriPokokBahasaBahasa Indonesia. Jakarta; RinekaCipta. | in_ID |
dc.identifier.issn | 2549-5607 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/11617/8929 | |
dc.description.abstract | Kajian ini sebagai strategi pemertahanan bahasa daerah khususnya bahasa Lio dan pengembangan
bahasa dan budaya khususnya budaya etnik Lio. Dalam berkomunikasi generasi muda khususnya
mahasiswa etnik Lio merasa malu menggunakan bahasa daerahnya sendiri karena terkesan
kampungan. Oleh karena itu, melalui mata kuliah Linguistik Kebudayaan mahasiswa diarahkan
untuk mencari tahu bahasa-bahasa ritual dari daerahnya masing-masing serta memaparkannya.
Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran tentang stilistika dalam ritual adat Keti Uta. Dari
sisi budaya, bahasa merupakan salah satu unsur budaya masyarakat. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa bahasa merupakan salah satu wujud jati diri masyarakat penuturnya. Gaya bahasa
sastra berbeda dengan gaya bahasa dalam pembicaraan sehari-hari. Begitupun dengan ungkapan
adat masyarakat etnik Lio yang pada hakikatnya tidak dituturkan sebagai alat komunikasi seharihari,
tetapi dituturkan pada saat pelaksanaan upacara adat dalam bentuk larik dengan menggunakan
variasi bahasa atau gaya bahasa tertentu dan memiliki nilai estetis yang mengandung makna.
Salah satunya adalah tuturan adat pada ritual keti uta. Keti uta dalam bahasa Lio mempunyai
pengertian, keti artinya petik atau panen, uta artinya sayur. Keti uta merupakan suatu kewajiban
yang harus dilaksanakan karena upacara keti uta merupakan suatu upacara ungkapan rasa syukur
kepada Tuhan dan terima kasih terhadap segenap leluhur atau nenek moyang. Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
metode pengamatan tidak terlibat dan wawancara dengan teknik rekam dan catat. Data yang
sudah terkumpul dalam penelitian ini selanjutnya diolah atau dianalisis dengan menggunakan
model analisis interaktif yang dikembangkan oleh Miles danHuberman (1994). Ada 4 (empat)
komponen yang dilakukan dengan model ini, yakni pengumpulan data, reduksi data, display data,
menarik kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan dalam ungkapan adat ritual
keti uta terdapat gaya bahasa dan persamaan bunyi yang berupa aliterasi dan asonansi. | in_ID |
dc.language.iso | id | in_ID |
dc.publisher | Muhammadiyah University Press | in_ID |
dc.subject | strategi pemertahanan | in_ID |
dc.subject | bahasa daerah | in_ID |
dc.subject | linguistik kebudayaan | in_ID |
dc.title | Strategi Pemertahanan Bahasa Daerah melalui Pembelajaran Linguistik Kebudayaan | in_ID |
dc.type | Article | in_ID |