dc.identifier.citation | Al Qaradhawi, Yusuf, 2000, Tuntunan Membangun Masjid, Gema Insani, Jakarta Abu Ibrahim Muhammad bin Abdul Wahhaab bin Ali bin Muhammad Al Washoobi Al’Abdalli (penulis), 1413 H/ 1993 M, Al-Qaulus Shawab Fi Hukmil Mihrab (judul asli), Perkataan yang Benar tentang Hukum Mihrab (terjemahan), Muhammad Na’im,Lc (penterjemah), 2006, Kerajaan Saudi Arabia Arnold, Sir Thomas, 2003, The Islamic Art and Architecture, Goodwork Publisher, New Delhi Aryanti,Tutin, 2006, The Center vs. The Periphery in Central-Javanese Mosque Architecture, Jurnal Arsitektur Dimensi, Volume 34 Nomor 2, Desember 2006, Universitas Kristen Petra Surabaya Krier, Rob, 2001, Komposisi Arsitektur, Edisi Terjemahan, Erlangga Indonesia, Jakarta Noe’man Ahmad, 2003, Arsitektur Islam, Bandung: Makalah tidak diterbitkan Syamsiyah,Nur Rahmawati,Wisnu S dan W.Nurjayanti, 2006, Kajian Transformasi Mihrab dalam Arsitektur Masjid Melalui Identifikasi Fungsi, Teknis dan Estetika. Studi Kasus Masjid-masjid Jami’ di Surakarta, Hasil Penelitian Dosen Muda DP2M Dikti. Sumalyo, Yulianto, 2000, Arsitektur Masjid, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Snyder, C.James and Anthony J. Catanese, 1991, Introduction to Architecture (judul asli), Pengantar Arsitektur (terjemahan), Hendro Sangkoyo (penterjemah), Cetakan III, Jakarta, Erlangga Triyuli,Wienty, 2005, Elemen dan Langgam Arsitektur Ruang Dalam Masjid Ki Muara Ogan Palembang, Jurnal Arsitektur Komposisi, Volume 3 Nomor 2, Oktober 2005, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta | en_US |
dc.description.abstract | Perkembangan masjid di negara-negara Islam, termasuk di Indonesia
sejauh ini belum pernah ada pengingkaran tentang pendirian mihrab
(sebagai tempat imam sholat) di dalam masjid. Namun sebenarnya dasar
ilmu (syariat Islam) menempatkan mihrab dalam masjid tidak ada. Telah
terjadi pergeseran fungsi ceruk sebagai penanda kiblat (thooq) menjadi
mihrab tempat imam. Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauhmanakah
masjid-masjid jami’ di Surakarta mengalami pergeseran atau transformasi
fungsi mihrab, sehingga dapat diidentifikasi kesesuaiannya dengan syariat
Islam. Penelitian dilakukan pada delapan mihrab masjid Jami di Surakarta,
yang dianggap telah mewakili masjid-masjid dari kelompok-kelompok
(fikroh) agama Islam yang ada di kota Surakarta, yaitu Masjid Agung
Surakarta, Masjid Pura Mangkunegaran (Al Wustho), Masjid Tegalsari,
Masjid Mujahidin, Masjid Al Fatih, Masjid Asshodiq, Masjid Assagaf dan
Masjid Solikhin.
Melalui metode kuantitatif (skoring) dan interpretasi hasil melalui
metode diskriptif kualitatif ditemukan bahwa transformasi fungsi mihrab
terjadi karena kebutuhan efektifitas dan efisiensi ruang secara arsitektural,
yang juga dapat diamati melalui periode waktu. Efektifitas dan efisiensi
mihrab dipengaruhi oleh perubahan bentuk mimbar. Transformasi fungsi
mihrab dalam bentuk yang lain adalah bergesernya fungsi mihrab menjadi
hanya sebuah simbol. | en_US |