dc.identifier.citation | SUHUF, Vol. 19, No. 2, Nopember 2007: 89 - 113 112 ‘Abd Allah bin ‘Abd al-Rahman bin al-Fadhl bin Bahram bin ‘Abd al-Shamad al- Tamimi al-Samarqandi al-Darimi, 1997, Sunan al-Darimi, Malaysia: Sakhr. ‘Abd al-Rahman Nashir al-Sa’adi, t.t. al-Qawaid al-Hisan li Tafsir Al-Qur‘ân, Riyadh: al-Ma’arif. ‘Abdullah Muhammad Syahathah, 1985, Fiqh al-Ibadah, Kairo: al-Hayyah al- Mishriyyah. Abû Bakar Zarkasyî, t.t. al-Da’wah ilâ al-Islâm, Mesir: Dâr Allah. Ahmad al-Syirbashi, 1985, Tarikh Tafsir al-Qur‘ân, diterjemahkan oleh Pustaka Firdaus, Sejarah Tafsir Al-Qur‘ân, Jakarta: Pustaka Firdaus. Ahmad bin Fâris Zakariyâ, t.t. Mu’jam Maqâyis Lughah, Juz II, Beirût: Dâr al- Fikr. Ahmad Mushthafâ al-Marâghî, 1972, Tafsîr al-Marâghî, Juz IV, Mesir: Dâr al- Fikr. Ahmad Warson Munawwir, 1984, Kamus Arab Indonesia, Yogyakarta: Pondok Pesantrren al-Munawwir. Chadijah Nasution, 1978, Bercerita Sebagai Metode Dakwah, Jakarta: Buan Bintang. Deparetemen Agama, 1970. Al-Qur‘ân dan Terjemahnya, Jakarta: Yamunu.). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. Hamka, 1990, Prinsip dan Kebijaksanaan Da’wah dalam Islam, Jakarta: Pustaka Panjimas. Ibn Manzhur Abu al-Fadhil Jarnal al-Din Muhammad ibn Muharram, t.t. Lisan al- ‘Arab, Juz IV, Kairo: al-Dar al-Mishriyah. Jalal al-Din Muhammad bin Ahmad al-Mahalli dan Jalal al-Din Bad al-Rahman bin Abi Bakr al-Suyuthi, tt. Tafsir Jalalain, Beirût: Dâr al-Ma’arif. Jamal al-Din al-Qasimi, Mu’jizat al-Mu’minin min Ihya’ Ulum al-Din, terj. Moh. Abdai Rothmy, 1975, Bimbingan Untuk Mencapai Tingkat Mu’min, Jilid I, Bandung: Diponegoro. John M. Echols dan Hasan Shadily, 1997, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia. M. Quraish Shihab, 1997, Tafsir al-Qur‘ân al-Karim: Tafsir atas Surat-surat Pendek Berdasarkan urutan Turunnya Wahyu, Bandung: Pustaka al- Hidayah. M. Syafa’at Habib, 1982, Buku Pedoman Dakwah, Jakarta: Wijaya. Mahmûd bin al-Syarîf, 1965, al-Amtsâl fi Al-Qur‘ân, Mesir: Dâr al-Ma’ârif. Muhammad Husain Fadhlullah, 1997, Uslub al-Da’wah fi al-Qur‘ân, diterjemahkan oleh Ahmad Qasim, Metodologi Dakwah Dalam Al-Qur‘ân, Jakarta: Lentera Basritama. Muhammad Rasyid Ridha, t.t. Tafsir al-Qur‘ân al-Hakim, Beirût: Dâr al-Ma’rifah. Musâ bin Muhammad bin al-Milyânî bin al-Ahmadî, 1979, Mu’jam al-Af’âl al- Muta’adiyah bi Harf, Beirût: Dâr al-‘Ilm li al-Malayin. Thoha Yahya Omar. 1967, Ilmu Dakwah. Jakarta: Widjaya. | en_US |
dc.description.abstract | Dakwah adalah suatu proses penyampaian, ajakan atau seruan
kepada orang lain atau kepada masyarakat agar mau memeluk,
mempelajari, dan mengamalkan ajaran agama secara sadar,
sehingga membangkitkan dan mengembalikan potensi fitri orang
itu, dan dapat hidup bahagia di dunia dan akhirat. Hakekat yang
paling penting adalah adanya keyakinan atau kepercayaan bahwa
Allah hanya satu dan tiada satu pun yang dapat menyamai-Nya,
sehinga mau melaksanakan perintah-Nya. Hukum dakwah adalah
wajib a’in, dalam arti wajib bagi setiap muslim untuk berdakwah
sesuai dengan apa ayang ia ketahui. Obyek dakwah dengan uruturutan
kepada diri sendiri, keluarga, sanak keluarga dekat atau sanak
famili, sebagian kelompok, kepada seluruh umat manusia.Berdakwah
perlu menggunakan metode, yaitu cara dakwah yang teratur dan
terprogram secara baik agar maksud mengajak melaksanakan
ajaran-ajaran agama Islam dengan baik dan sempurna. Metode
dakwahnya dengan Hikmah, Maw’izhah Hasanah, Berdiskusi atau
Tukar Fikiran Dengan Cara Yang Baik, menyam-paikan sautu kisah,
perumpamaan, tanya jawab, dan keteladanan yang baik. | en_US |