Show simple item record

dc.contributor.authorSuprianto, Agung
dc.contributor.authorPrasetyono, Devy
dc.contributor.authorHardianto, Aan Seftiyan
dc.contributor.authorLabib, Muhammad Ainul
dc.contributor.authorEfendi, Syaiful
dc.contributor.authorHidayat, Khoirul
dc.contributor.authorTriyono, Joko Agus
dc.contributor.authorAhmad, Andika Aulia
dc.date.accessioned2017-07-31T02:03:41Z
dc.date.available2017-07-31T02:03:41Z
dc.date.issued2017-05-24
dc.identifier.citation[1] A. J. Pannekoek, Garis-garis Besar Geomorfologi Pulau Jawa, Jakarta: Terjemahan Budio Basri, 1949. [2] M. Z. Sjarifudin dan S. Hamidi, Geologi Lembar Blitar, Jawa, Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, 1992. [3] R. W. Bemmelen, The Geology of Indonesia (2nd Vol), The Hague: Gtv Print Office, 1949. [4] Suyanto, R. Hadisantono, Kusnama, R. Chaniago dan R. Bahruddin, Geologi Lembar Turen, Jawa, Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, 1992. [5] T. Setiawan, B. Brahmantyo dan D. E. Irawan, “Analisis Kelurusan Morfologi Untuk Interpretasi Sistem Hidrogeologi Kars Cijulang, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat,” Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan IAGI, vol. 37, 2008. [6] D. Ford dan P. William, Karst Hydrogeology and Geomophology, England: British library, 2007. [7] B. B. S. Singhal dan R. P. Gupta, Applied Hydrogeology of Fractured Rocks, Netherlands: Kluwer Academic Publisher, 1999. [8] T. Setiawan, "Delineasi Kelurusan Morfologi Sebagai Dasar Untuk Menentukan Zona Potensi Resapan Mata Air Kars Di Daerah Luwuk, Sulawesi Tengah," Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology), vol. 21, no. 02, pp. 105 -116, 2011. [9] M. A. Massinai dan R. S. Syamsuddin, “Struktur Geologi Sulawesi Barat Ditinjau dari Kelurusan Geomorfologi Regional,” Prosiding Seminar Nasional Geofisika, 2014. [10] L. Q. Hung, O. Batelaan, V. T. Tam dan D. Lagrou, “Remote Sensing and GIS-based Analysis of Cave Development in the Suoimuoi Catchment (Son La - NW Vietnam),” Journal of Cave and Karst Studies, vol. 64, no. 1, pp. 23 - 33, 2002. [11] S. Kassa, B. Pierson, W. S. Chow and J. B. Talib, "Identifying the Link Between Lineament and Cave Passage Trends to Comprehend Fractures Continuity and Influence on the Kinta Valley Karst System," International Journal of Speleology, vol. 41, no. 1, pp. 59 - 73, 2012. [12] L. Q. Hung, O. Batelaan dan F. D. Smedt, “Lineament Extraction And Analysis, Comparison of LANDSAT ETM and ASTER imagery. Case study: Suoimuoi Tropical Karst Catchment, Vietnam,” Proceedings of SPIE - The International Society for Optical Engineering, 2005. [13] A. A. S. Nassr dan A. Ghaleeb, “Landsat ETM-7 for Lineament Mapping using Automatic Extraction Technique in the SW part of Taiz area, Yemen,” Global Journal Of Human Social Science Geography, Geo- Sciences, Environmental & Disaster Management, 2013. [14] B. Shankar, L. L. Tornabene, G. R. Osinski, M. Roffey, J. M. Bailey dan D. Smith, “Automated lineament extraction technique for the sudbury impact structure using remote sensing datasets - an update,” Lunar and Planetary Science Conference, vol. 47, 2016. [15] E. Haryono dan T. N. Adjie, Geomorfologi dan Hidrologi Karst, Yogyakarta: Kelompok Studi Karst Fakultas Geografi UGM, 2004. [16] Badan Pusat Statistik, Kecamatan Sumbermanjing Dalam Angka 2016, Malang: BPS Kabupaten Malang, 2016.in_ID
dc.identifier.issn2580-8796
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/9076
dc.description.abstractKecamatan Sumbermanjing Wetan merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Malang yang berada pada Zona Pegunungan Selatan Jawa bagian timur. Daerah kajian berada pada Formasi Wonosari, yang berumur sekitar Miosen Tengah – Miosen Akhir. Pada daerah ini berkembang kenampakan karst dengan adanya kenampakan endokarst dan eksokarst. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kenampakan kelurusan, kondisi lorong gua, dan hubungan antara kenampakan kelurusan dengan kondisi lorong gua. Pengambilan data lorong gua dengan menggunakan teknik pemetaan gua dan kenampakan kelurusan di permukaan dengan melakukan teknik ekstraksi kelurusan dari citra ASTER. Hasil penelitian menujukan kenampakan kelurusan memiliki arah dominan NW – SE. Hasil survei arah lorong gua di dominasi arah NE – SW dan NW – SE yang diikuti dengan perkembangan sistem sungai bawah tanah. Kenampakan kelurusan dan arah lorong gua menunjukkan kesamaan bahwa kenampakan morfologi endokarst dan eksokarst mengarah ke selatan. Selain itu, lorong gua juga menunjukkan perkembangan pola kelurusan yang membentuk lorong gua. Kondisi lorong gua lebih di kontrol dengan proses struktural berupa adanya dominasi bentukan canyon.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherMuhammadiyah University Pressin_ID
dc.subjectKarstin_ID
dc.subjectKelurusanin_ID
dc.subjectLorong Guain_ID
dc.titleIdentifikasi Hubungan Kelurusan dan Lorong Gua Karst di Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malangin_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record