dc.identifier.citation | Mostafa M.M. and Soussa H.K., 2006, Monitoring of Lake Nasser Using Remote Sensing and GIS Techniques,ISPRS Commission VII Midterm Symposium “Remote Sensing: From Pixels to Processes”, Enschede, theNetherlands. 8-11 May 2006 Trisakti B. dan Nugroho G., 2012, Standarisasi Koreksi Data Satelit Multiwaktu Dan Multi sensor(LandsatTM/ETM+ dan SPOT-4), Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Citra Digital,Vo. 9, No. 1, Juni 2012. Trisakti B., Parwati, dan Budhiman S., 2004, The Study Of MODIS Aqua Data For Mapping TSM In Coastal Water Using the Approach Of Landsat 7 ETM Data, International Journal of Remote Sensing and EarthScience, International Society of Remote Sensing and Sciences IReSES. Vol 2. Ruiqiu Li and Jonathan Li, 2004, Satellite Remote Sensing Technology for Lake Water Clarity Monitoring: An Overview, International Society Mostafa M.M. dan Soussa H.K. 2006. Monitoring of Lake Nasser Using Remote Sensing and GIS Techniques.ISPRS Commission VII Midterm Symposium “Remote Sensing: From Pixels to Processes”. Enschede, the Netherlands. 8-11 May 2006. Trisakti B, Parwati S and Budhiman S, 2005, Study of MODIS-AQUA Data for Mapping Total Suspended Matter (TSM) in Coastal Waters, International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences, Vol. 2, September2005. | in_ID |
dc.description.abstract | Hutan Kabupaten Blora merupakan salah satu kawasan hutan di Pulau Jawa yang mengalami
degradasi fungsi hutan, hal ini terlihat adanya alih fungsi dari hutan ke non hutan sebesar
4,49 % per tahun. Secara umum, berdasarkan analisis Sistem Informasi Geografis (SIG)
diperoleh informasi perubahan hutan terbesar terjadi di Kecamatan Randublatung, dimana
total area hutan yang berubah menjadi tegalan adalah 10.358,95 ha. Pengelolaan hutan yang
meliputi perencanaan dan pengawasan hutan di Kabupaten Blora menjadi sangat penting
untuk dilakukan guna mencegah terjadinya penyalahgunaan fungsi hutan yang lebih parah.
Analisis citra satelit dan penggunaan Sistem Informasi Geografi diharapkan dapat membantu
dalam pengawasan pembalakan kayu (illegal logging) di Kabupaten Blora. Maraknya illegal
logging di Kabupaten Blora dapat dikaitkan dengan beberapa feature atau kenampakan
budaya di permukaan bumi,seperti: jalan dan permukiman dalam enclave. Kedua
kenampakan ini erat kaitannya dengan aktifitas manusia, yang kerap dituding sebagai
penyebab utama menyusutnya luasan hutan di berbagai daerah. Menggunakan pendekatan
(analisis) spatio-temporal, dapat diketahui seberapa besar perubahan hutan dalam aktivitas
illegal logging dalam kurun waktu 2010-2015 di Kabupaten Blora dalam kaitannya dengan
tiga kenampakan tersebut di atas. Analisis spatio-temporal merupakan metode analisis
gabungan antara analisis keruangan dan multiwaktu. | in_ID |