dc.identifier.citation | Esposito, Jhon L. (ed). 2001. Ensiklopedi Dunia Islam Modern, Jilid I, Bandung: Penerbit Mizan. Glasse, Cyril. 1996. Ensiklopedi Islam, terj. Ghufron A. Mas’adi, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Jamil, Ahmad. 1996. Seratus Muslim Terkemuka, Jakarta: Pustaka Firdaus. Khaldun, Ibn. 1989. The Muqaddimah: An Introduction to History, (trans. Franz Rosenthal), Bollingen Series Princeton University Press. ______. 2000. Muqaddimah Ibn Khaldun, (terj. Ahmadie Thoha), Jakarta: Pustaka Firdaus. al-Khudhairi, Zainab. 1987. Filsafat Sejarah Ibn Khaldun, Bandung: Penerbit Pustaka. Ma’arif, Ahmad Syafi’i. 1996. Ibnu Khaldun Dalam Pandangan Penulis Barat Dan Timur, Jakarta: Gema Insani Press. Misnu, Didin Kritinawati, Pemikiran Ibnu Khaldun (1), http;//www.halalguide.info/ content/view/432/46. Diakses tanggal 14 September 2007. _______, Pemikiran Ibn Khaldun (2), http;//www.halalguide.info/content/view/ 432/46. Diakses tanggal 14 September 2007. Muhammad, Rusjdi Ali. 2000. Politik Islam: Sebuah Pengantar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rabie’, Muhammad Mahmud. 1967. The Political Theory of Ibn Khaldun, Leiden: E. J. Brill. SUHUF, Vol. 20, No. 1, Mei 2008: 41 - 52 52 Rais, M. Dhiauddin. 2001. Teori Politik Islam, (terj. Abdul Hayyie al-Kattani), Jakarta: Gema Insani Press. Shofiyullah M.Z. 1998. “Kekuasaan Menurut Ibnu Khaldun” Tesis, Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. al-Tanji, Muhammad Ibnu Thawit. 1951. Al-Ta’rif bi Ibni al-Khaldun wa Rihlatuhu Gharban wa Syaman, Mesir: Lajnah al-Ta’lif wa al-Tarjamah wa al-Nashr. Wardani, “Pemikiran Politik Ibnu Khaldun” dalam SUHUF, Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta, Volume XIV Nomor 01 Tahun 2002. Zainuddin, A. Rahman. 1992. Kekuasaan Dan Negara: Pemikiran Politik Ibnu Khaldun, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. _______. 2004. Pemikiran Politik Islam: Islam, Timur Tengah dan Benturan Ideologi, Jakarta: Pensil. | en_US |
dc.description.abstract | Tulisan ini akan mengkaji pemikiran Ibn Khaldun tentang ashabiyah
dalam konsep negara. Menurut Ibn Khaldun, ashabiyah merupakan unsur
penting dalam membangun negara. Tanpanya, negara akan mudah
runtuh karena tidak memiliki ikatan solidaritas sosial yang kuat, untuk
saling bekerjasama, membangun sikap saling pengertian, dan bahumembahu
mempertahankan keutuhan negara. Selain itu, ia juga berpendapat
bahwa dalam konteks negara Islam saat itu, kaum Quraisy merupakan
kelompok yang paling mampu mempertahankan solidaritas umat
Islam, sehingga layak untuk dipilih menjadi pemimpin (khalifah) negara.
Pendapat tersebut didukung oleh fakta sejarah yang menunjukkan
keunggulan kaum Quraisy dibanding kaum lainnya. Kaum Quraisy mempunyai
karisma dan kemampuan untuk menjadi pemimpin. Oleh sebab
itu, keunggulan tersebut merupakan bekal untuk menjaga keutuhan
dan kebersamaan umat Islam untuk hidup bernegara. | en_US |