dc.identifier.citation | Arenco Centra, PT, 2012, Fasilitasi Pengembangan Investasi Industri Bahan Galian Non Logam di Papua, Laporan Akhir. Kementerian Perindustrian Arifin, M., 1997, Batu Dimensi – Bahan Galian Industri, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Bandung. Fernandez, N., 2013, Legalisasi Tambang Kulon Progo Terhambat Regulasi Pusat, Harin Jogja, 14 Maret 2013. Haryadi, H., 1997, Batu Kapur – Bahan Galian Industri, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Bandung. Jensen, M.L. dan Bateman, M., 1981, Economic Mineral Deposits, Revised Printing, 3rd Edition, John Wiley & Sons Inc, New York. Kunrat, T.S. dan Suhala, S., 1997, Kaolin – Bahan Galian Industri, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Bandung. Kunrat, T.S., 1997, Gipsum – Bahan Galian Industri, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Bandung. Rahardjo, W., Sukandarrumidi, dan Rosidi, H.M.D., 1990, Peta Geologi Lembar Yogyakarta – Jawa, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Departemen Pertambangan. Bandung. Sudradjat, A. dan Arifin, M., 1997, Barit – Bahan Galian Industri, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Bandung. Sudradjat, A. Suhala, S. dan Arifin, M., 1997, Pasir Kuarsa – Bahan Galian Industri, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Bandung. | in_ID |
dc.description.abstract | Wilayah Kabupaten Kulon Progo memiliki topografi dari dataran rendah
hingga perbukitan, dengan ketinggian maksimum 859 meter (G. Gepak).
Kondisi demikian mencerminkan variasi geologinya, baik batuan
penyusunnya maupun struktur geologinyanya. Sebagian besar wilayah
Kabupaten Kulon Progo merupakan perbukitan, yang dikenal sebagai
“Menoreh Dome”, berbentuk bulat lonjong dengan arah barat daya – timur
laut. Apa saja potensi yang tedapat pada setiap Satuan/Formasi Batuan di
wilayah Kabupaten Kulon Progo? Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui potensi, baik yang berhubungan dengan geologi seperti
potensi mineral maupun potensi lainnya seperti obyek wisata.dari setiap
satuan/formasi batuan yang ada. Metode yang digunakan dengan cara
mengekstrak setiap satuan/formasi batuan, dalam Sistem Informasi
Geografis disebut quary, kemudian menganalisis potensinya. Hasil kajian
menunjukkan bahwa, wilayah Kabupaten Kulon Proogo memiliki potensi
bahan baku utama semen, yaitu batugamping seluas 10.793,165 Ha pada
Formasi Sentolo dan Batulempung seluas 423,365 Ha pada Formasi
Nanggulan. Formasi Jonggrangan dengan luas 1.484,12 Ha potensial
dikembangkan untuk Geowisata Gua. Formasi Kebo Butak seluas
15.989,113 Ha, yang didominasi oleh breksi andesit dan sisipan lava andesit
potensi ditambang untuk batu belah. Emas primer dan mineral barit ada
pada satuan intrusi batuan beku andesit, yang tersebar luas di bagian barat
daya.yaitu 4.199,866 Ha. Adapun pada Satuan Aluvium di daerah peisir
selatan terdapat pasir besi plaser. Kesimpulan dari analisis ini adalah,
setiap Satuan/Formasi Batuan memiliki potensi, baik potensi yang
berkaitan dengan geologi maupun potensi non geologi. | in_ID |