Show simple item record

dc.contributor.authorSuwarno, Yatin
dc.date.accessioned2017-08-05T06:12:24Z
dc.date.available2017-08-05T06:12:24Z
dc.date.issued2017-05-22
dc.identifier.citationArenco Centra, PT, 2012, Fasilitasi Pengembangan Investasi Industri Bahan Galian Non Logam di Papua, Laporan Akhir. Kementerian Perindustrian Arifin, M., 1997, Batu Dimensi – Bahan Galian Industri, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Bandung. Fernandez, N., 2013, Legalisasi Tambang Kulon Progo Terhambat Regulasi Pusat, Harin Jogja, 14 Maret 2013. Haryadi, H., 1997, Batu Kapur – Bahan Galian Industri, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Bandung. Jensen, M.L. dan Bateman, M., 1981, Economic Mineral Deposits, Revised Printing, 3rd Edition, John Wiley & Sons Inc, New York. Kunrat, T.S. dan Suhala, S., 1997, Kaolin – Bahan Galian Industri, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Bandung. Kunrat, T.S., 1997, Gipsum – Bahan Galian Industri, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Bandung. Rahardjo, W., Sukandarrumidi, dan Rosidi, H.M.D., 1990, Peta Geologi Lembar Yogyakarta – Jawa, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Departemen Pertambangan. Bandung. Sudradjat, A. dan Arifin, M., 1997, Barit – Bahan Galian Industri, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Bandung. Sudradjat, A. Suhala, S. dan Arifin, M., 1997, Pasir Kuarsa – Bahan Galian Industri, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Bandung.in_ID
dc.identifier.isbn978-602-361-072-3
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/9183
dc.description.abstractWilayah Kabupaten Kulon Progo memiliki topografi dari dataran rendah hingga perbukitan, dengan ketinggian maksimum 859 meter (G. Gepak). Kondisi demikian mencerminkan variasi geologinya, baik batuan penyusunnya maupun struktur geologinyanya. Sebagian besar wilayah Kabupaten Kulon Progo merupakan perbukitan, yang dikenal sebagai “Menoreh Dome”, berbentuk bulat lonjong dengan arah barat daya – timur laut. Apa saja potensi yang tedapat pada setiap Satuan/Formasi Batuan di wilayah Kabupaten Kulon Progo? Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui potensi, baik yang berhubungan dengan geologi seperti potensi mineral maupun potensi lainnya seperti obyek wisata.dari setiap satuan/formasi batuan yang ada. Metode yang digunakan dengan cara mengekstrak setiap satuan/formasi batuan, dalam Sistem Informasi Geografis disebut quary, kemudian menganalisis potensinya. Hasil kajian menunjukkan bahwa, wilayah Kabupaten Kulon Proogo memiliki potensi bahan baku utama semen, yaitu batugamping seluas 10.793,165 Ha pada Formasi Sentolo dan Batulempung seluas 423,365 Ha pada Formasi Nanggulan. Formasi Jonggrangan dengan luas 1.484,12 Ha potensial dikembangkan untuk Geowisata Gua. Formasi Kebo Butak seluas 15.989,113 Ha, yang didominasi oleh breksi andesit dan sisipan lava andesit potensi ditambang untuk batu belah. Emas primer dan mineral barit ada pada satuan intrusi batuan beku andesit, yang tersebar luas di bagian barat daya.yaitu 4.199,866 Ha. Adapun pada Satuan Aluvium di daerah peisir selatan terdapat pasir besi plaser. Kesimpulan dari analisis ini adalah, setiap Satuan/Formasi Batuan memiliki potensi, baik potensi yang berkaitan dengan geologi maupun potensi non geologi.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherMuhammadiyah University Pressin_ID
dc.subjectanalisisin_ID
dc.subjectpotensi wilayahin_ID
dc.subjectekstraksiin_ID
dc.subjectpeta geologiin_ID
dc.titleAnalisis Potensi Wilayah Kabupaten Kulon Progo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dari Ekstraksi Peta Geologiin_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record