dc.identifier.citation | Alexander, et al. (2006). Global observed changes in daily climate extreme of temperature and precipitation, J. Geogpy, Res. 111 Anonim. 2007. Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indoonesia. JakartaPusat:Direktorat Mitigasi Bakornas Penanggulangan Bencana Anonim. (http://yandragautama.wordpress.com/2011/12/28/makalah-analisisrawan- bencana) Anonim. Data Kecamatan (Kecamatan Gantiwarno). http//gantiwarno.go.id/kecamatan/Gantiwarno.html. Anonim. 2012. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 02. Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana. http://bnpb.go.id/uploads/migration/ubs/379.pdf BAKORNAS PB dan BAPPENAS. 2006. Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Bencana. Klaten Badan Penanggulangan Bencana. 2012. Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Bencana. Klaten Bath. 1979. Penaksiran Multi Risiko Bencana di Kepesisiran Parangtritis BPS. 2016. Kota Klaten Dalam Angka. Kantor Statistik Kota Klaten. Christanto, Joko. 2011. Gempabumi Kerusakan Lingkungan Kebijakan dan Strategi Pengolahan. Yogyakarta : Liberty. Djuraidah, Anik. 2012. Indeks Kerentanan Sosial Ekonomi untuk Bencana Alam di Wilayah Indonesia Febrian Ahmad, Fuad. 2013. “Analisis Spasial Daerah Bencana Gempabumi Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul”. Skripsi. Surakarta: Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta Flanagan, Barry, Edward, Gregory, Elaine, Hallisey, Janet, Heitgerd, Brian. 2011. “A Sosial Vulnerability Indeks Giyarsih, Styaningrum. 2012. http://jv.wikipedia.org/wiki/interaksi antar lempeng divergen Habibi, Marbruno. 2012. “Model Spasial Kerentanan Sosial Ekonomi dan Kelembagaan Terhadap Bencana Gunung Merapi | in_ID |
dc.description.abstract | Gempabumi hingga saat ini merupakan bencana alam yang belum bias
diprediksi waktu terjadinya secara akurat, Sehingga perlu adanya upaya
untuk memperkecil kerentanan masyarakat. Upaya tersebut salah satunya
dengan memperkecil tingkat kerentanan sosial. Kerentanan sosial sering
kali terlupakan dalam proses pengelolaan bencana gempabumi,
beberapakegiatan yang lebih sering difokuskan sebatas pada upaya
pengetahuan struktur bangunan dan permasalahan yang bersifat fisik.
Analisis kerentanan sosial adalah keadaan suatu wilayah yang dipengaruhi
oleh fisik, sosial, budaya, lingkungan untuk mencegah, meredam dalam
menanggapi bencana. Penetapan indicator kerentanan sosial
menggunakan tiga variabel yaitu kepadatan penduduk, penduduk lansia
dan balita, penduduk wanita. Hasil penelitian menunjukan tingkat kelas
kerenentanan sosial gempabumi sedang, rendah, tinggi dan keterkaitan
kerentanan sosial dengan kerawanan gempabumi di Kecamatan
Gantiwarno Kabupaten Klaten. Hasil pengujian terhadap tiga variable
diketahui bahwa, Pertama, berdasarkan data tabular hasil pengolahan
dengan menggunakan software ArcGIS, kerentanan sosial paling tinggi
terdapat di enam desa yaitu desa Baturan dengan kepadatan penduduk
1464 Jiwa/Km2, Ngandong 1420 Jiwa/Km2, Kragilan 1158 Jiwa/Km2,
Karangturi 1563 Jiwa/Km2, Ceporan 1550 Jiwa/Km2, Mutihan 1509
Jiwa/Km2, Muruh 1747 Jiwa/Km2. Sedangkan untuk kerentanan Rendah
ada di lima desa antara lain desa Gentan dengan kepadatan penduduk 829
Jiwa/Km2, Sawit 1080 Jiwa/Km2, Jogoprayan 1076 Jiwa/Km2, Kerten 1088
Jiwa/Km2, Jabung 1093 Jiwa/Km2. Kedua,berdasarkan pada penduduk
lansia dan balita diketahui bahwa daerah dengan tingkat kerentanan paling
tinggi adalah Desa Mutihan dengan jumlah lansia dan balita adalah 748
jiwa (8,72%); adapun daerah dengan tingkat kerentanan sosial berdasarkan
penduduk lansia dan balita paling rendah adalah Desa Gentan dengan
jumlah penduduk lansia dan balita sebesar 298 jiwa (3,47%). Ketiga,
Tingkat kerentanan sosial terhadap bencana gempabumi di Kecamatan
Gantiwarno berdasarkan pada populasi penduduk wanita diketahui bahwa
Desa Kragilan merupakan daerah dengan tingkat kerentanan sosial
terhadap bencana gempabumi berdasarkan pada populasi penduduk
wanita yang paling rendah, hal ini diketahui bahwa jumlah populasi wanita
di Desa Kragilan lebih sedikit jika dibandingkan penduduk laki-laki yaitu 885
jiwa, adapun untuk daerah dengan tingkat kerentanan sosial paling tinggi
dengan jumlah wanita yang lebih besar dari laki-laki adalah Desa Kerten,
hal ini disebabkan perbandingan jumlah perempuan dengan laki-laki adalah
90,21%. Dengan medan yang relative sulit, apabila terjadi bencana maka
penduduk perempuan biasanya relative lebih rentan dari pada penduduk
laki-laki. | in_ID |