RUDOLF BULTMANN: Demitologisasi dalam Perjanjian Baru
Abstract
175 Rudolf Bultmann: Demitologisasi dalam Perjanjian Baru (M. Darojat Ariyanto)
Pemikiran teologi modern di Eropa tidak lepas dari situasi yang terjadi
di Eropa. Situasi tersebut antara lain peristiwa Pencerahan (Aufklarung
atau Enlightement) di Eropa pada abad ke-18. Pencerahan ini di
samping mempengaruhi politik, ilmu pengetahuan, dan pendidikan,
juga mempengaruhi gereja
Di samping Pencerahan, ada hal lain yang mempengaruhi teologi
modern Eropa, yaitu peristiwa-peristiwa yang terjadi pada abad ke-
20, antara lain pecahnya Perang Dunia Pertama pada tahun 1914.
Perang Dunia Pertama merupakan pengalaman kolektif bagi
manusia Eropa dan Amerika. Mereka kehilangan nuilai-nilai yang
dijunjung tinggi sebelumnya. Kebenaran yang dianggap kebenaran
yang tertinggi selama berabad-abad hancur dengan tiba-tiba.
Di samping pengalaman pahit, abad ke-20 juga memperlihatkan
beberapa perkembangan yang sangat dahsyat dan luas, yang tidak
ada bandingannya dalam seluruh sejarah umat manusia. Hal yang
sangat menonjol adalah perkembangan di bidang teknik. Perkembangan
dari kapal terbang sampai pesawat ruang angkasa; dari kereta
kuda sampai mobil-mobil paling mewah; perkembangan komunikasi
sampai kepada transistor dan TV. Demikian juga perkembangan dalam
bidang ilmu pengetahuan. Hampir setiap bidang ilmu berkembang
dengan dahsyat bila dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya.
Juga ada pertambahan jumlah penduduk yang sangat besar,
kemerdekaan bangsa-bangsa baru atau dengan kata lain akhir dari
kolonialisme dan imperlisme abad-abad sebelumnya. Secara singkat
dapat dikatakan bahwa pada abad ke-20 ini memperlihatkan beberapaperkembangan yang sangat besar sehingga menggoncangkan struktur,
bukan hanya dari salah satu bangsa atau benua tetapi struktur seluruh
dunia. Tidak mengherankan bahwa beberapa perkembangan tersebut
ikut juga mempengaruhi pemikirn-pemikiran teologi. Suasana abad
ke-20 tersebut antara lain mempemgaruhi pemikiran teologis seorang
teolog yang terkenal di Eropa yang bernama Rudolf Bultmann.
Menurut penulis pemikiran teologi Rudolf Bultmann menarik untuk
dikaji sebab ia melihat Perjanjian Baru dari sudut pandang yang
baru dibandingkan dengan pemikiran teologi Protestan sebelumnya,
misalnya Martin Luther, Yohannes Calvin, Swingli, dsb.
Dari riteratur yang diperoleh didapat kesimpulan bahwa (1)
pemikiran Rudolf Bultmann dalam menafsirkan Perjanjian Baru
dengan analisis historical studies, atau lebih khasnya dengan istilah
analisis form histoty atau form criticism. (2) Usahanya dalam menafsirkan
Pejanjian Baru ini dikenal dengan istilah Entmytologisierung
atau demitologisasi. Penafsirannya dikemas dengan bantuan filsafat
eksistensialis Martin Heidegger. Usaha demitologisasi Rudolf
Bultmann dipengaruhi oleh beberapa tokoh di Universitas Marburg,
yaitu Wilhelm Herman, Yohannes Weiss, Wilhelm Hermuller, dan Paul
Tillich. (3) Usaha demitologisasi Rudolf Bultmann ditentang oleh
beberapa muridnya yaitu Ernst Kasemann, Ernst Fuchs, Gerhard
Ebeling, dan Herbert Braun.