dc.identifier.citation | Cahayaningtyas, W.P dan I. Sumantri. 2012. Pengaruh Penambahan Biochar Limbah Pertanian dan Pestisida pada Inkubasi Tanah Inceptisol untuk Menekan Emisi Gas Metana Sebagai Gas Rumah Kaca. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, 1(1):521-527. Cassidy, M.B., Lee, H., Trevors, J.T., 1996. Environmental applications of immobilized microbial cells: a review. Journal of Industrial Microbiology 16, 79-101. Domene, X., S. Mattana, K. Hanley, A. Enders, and J. Lehmann. 2014. Medium-term effects of corn biochar addition on soil biota activities and functions in a temperate soil cropped to corn Soil Biology & Biochemistry 72, 152-162. Gani, A. 2009. Iptek Tanaman Pangan (ISSN 1907-4263) Vol.4, No.1. Juli, 2009. PP:34- 48. Hanafiah, K.A, 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Hardjowigeno, S. 1989. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta. Lahuddin, H. Guci, B. Sitorus, dan R. A. Yanti. Interaksi Kompos dan Dolomit: Efek Interaksi Perlakuan Kompos dan Dolomit pada Tanah Sangat Asam terhadap Kadar Ca-dd, Al-dd, dan PBray II dalam Tanah. Jurnal Ilmu Pertanian kultivar, vol. 4, no. 2. Lehmann, J. and S, Joseph. 2009. Biochar for Environmental Management: Science and Technology. Earthscan-UK. p, 71-78. Yu, O.Y., B. Raichle, S. Sink. 2013. Impact of biochar on the water holding capacity of loamy sand soil. International Journal of Energy and Environmental Engineering. 4:44. Pietikäinen, J., Kiikkilä, O., Fritze, H., 2000. Charcoal as a habitat for microbes and its effects on the microbial community of the underlying humus. Oikos 89, 231-242. Saito, M. and T, Marumoto. 2002. Inoculation with arbuscular mycorrhizal fungi: The status quo in Japan and the future prospects. Plant and Soil 244, 273–27 Santi, L.P dan D.H.Goenadi. 2010. Pemanfaatan biochar sebagai pembawa mikroba untuk pemantap agregat tanah Ultisol dari Taman Bogo-Lampung. Menara Perkebunan 2010, 78(2), 52-60 Steiner, C. 2007. Soil charcoal amendments maintain soil fertility and establish carbon sink-research and prospects. Soil Ecology Res Dev,1-6. | in_ID |
dc.description.abstract | Kubis merupakan salah satu jenis sayuran yang tumbuh baik di daerah pegunungan. Penambahan bahan
organik dipercaya mampu meningkatkan aktivitas mikroorganisme, sehingga tanah menjadi subur. Bahan
organik dapat berasal dari sisa hewan dan tumbuhan yang telah mengalami proses dekomposisi. Dengan
tersedianya bahan organik, maka dapat menjadi sumber karbon dan energi bagi mikroorganisme untuk
merombak tanah. Penambahan bakteri melalui urea berlapis biochar diharapkan mampu meningkatkan
populasi bakteri. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui populasi bakteri sebelum adanya perlakuan
dibandingkan dengan sesudah perlakuan. Penelitian dilakukan dari bulan Mei-November 2016 di lahan
pertanaman kubis di Malang, selanjutnya penghitungan total bakteri di Laboratorium Mikrobiologi,
Balingtan, Pati. Terdapat 6 kombinasi perlakuan pada tanaman kubis, yaitu: pupuk kandang dan biokompos
yang masing-masing ditambahkan urea, urea biochar, dan urea biochar yang diperkaya mikroba. Bakteri
yang digunakan merupakan bakteri konsorsium. Sampel tanah diambil pada awal dan akhir perlakuan,
kemudian dihitung populasi bakterinya, dengan pengujian total bakteri (Total Plate Count). Hasil
menunjukkan bahwa populasi total bakteri meningkat dengan ditambahkannya urea berlapis biochar yang
diperkaya mikroba, baik pada perlakuan pupuk kandang maupun biokompos. Jumlah populasi akhir bakteri
perlakuan pupuk kandang+UBM 1,78 x 10
8
cfu/ml dan biokompos+UBM 1,62 x 10
8
cfu/ml. | in_ID |