Show simple item record

dc.contributor.authorNi'ami, Mutimatun
dc.date.accessioned2017-11-24T06:34:56Z
dc.date.available2017-11-24T06:34:56Z
dc.date.issued2016-03
dc.identifier.citationJaribah bin Ahmad Al-Haritsi Fikih Ekonomi Umar bin Khottob, 2008Jimly Asshiddiqie, Green Constitution, Rajawali Press, 2010.in_ID
dc.identifier.isbn978-602-361-036-5
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/9434
dc.description.abstractKetahanan pangan dan kedaulatan pangan adalah dua hal yang dicanangkan oleh Pemerintah. Berbagai upaya telah dilakukan, salah satunya adalah membuka keran investasi sebesar-besarnya di bidang itu. Monsanto, sebuah perusahaan multinasional asal Amerika Serikat menyambut baik hal tersebut. Setelah sempat gagal terhadap proyek ujicoba penanaman kapas di Bulukumba Sulawesi Selatan dan terlibat skandal suap dengan pejabat pemerintah di Indonesia, Monsanto masih melihat peluang berinvestasi di Indonesia. Pemerintahan Jokowi-pun menyambut hal tersebut. Izin pemasaran produknya di Indonesia sampai saat ini masih ditunggu oleh Monsanto. Kekhawatiran akan kegagalan yang muncul lagi dan ketergantungan petani terhadap bibit serta rusaknya unsur hara pada tanah semestinya perlu dipertimbangkan pemerintah. Amanat Undang-undang Dasar telah secara tegas menyebutkan bahwa kesejahteraan rakyat haruslah diutamakan atas bumi, air dan kekayaan alam yang ada di dalamnya termasuk pula kelestarian tanah. Mengingat bumi ini bukanlah warisan nenek moyang melainkan titipan anak cucu kelak kita kelak.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherProsiding Seminar Nasional: Tanggung Jawab Pelaku Bisnis Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidupin_ID
dc.titleMosanto dan Imperialisme Pertanian Dalam Kajian Ke-Indonesiaanin_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record