Pangheucakan: Elemen Bangun Budaya Padi Kasepuhan Ciptagelar dengan Teknologi Lokal Yang Terancam Pupus
View/ Open
Date
2017-12-13Author
Kusdiwanggo, Susilo
Pamungkas, Sigmawan Tri
Metadata
Show full item recordAbstract
Era agrikultur sering disebut sebagai the dawn of civilization, di mana telah melahirkan banyak sistem peradaban. Salah satu bentuk peradaban tersebut adalah hadirnya permukiman tradisional yang muncul karena kebutuhan agrikulturalnya. Kasepuhan Ciptagelar merupakan salah satu komunitas adat di Banten Kidul dengan permukiman tradisional yang unik dan masih tetap mempertahankan nilai-nilai sistem kepercayaan dan religi budaya padi (rice culture) yang dimilikinya hingga sekarang. Permukiman Kasepuhan Ciptagelar dibangun berdasarkan atas kepercayaannya itu dengan kombinasi lingkungan agrikultur dan lembur. Hampir semua elemen bangun dan ruang permukiman terpelihara dengan baik. Namun terdapat satu elemen agrikultur yang tidak ada, yaitu pangheucakan. Hilangnya satu titik rangkaian budaya padi akan menggerus makna sakral dari sistem kepercayaan dan religi yang diyakini. Jika peristiwa hilangnya pangheucakan tetap dibiarkan, maka sistem budaya padi asli Kasepuhan Ciptagelar, sebagai warisan budaya Sunda dikhawatirkan terancam. Tulisan ini bertujuan menyediakan detail rekonstruksi pangeucakan yang dibangun atas informasi persepsi-kognitif pada kelompok masyarakat yang memiliki wewenang dalam urusan bangunan dan pembangunan di Kasepuhan Ciptagelar secara elaboratif-kolektif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitataif deskriptif yang diinduksi dengan teknik observasi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pangheucakan sebagai tempat pengeringan padi memiliki teknologi khas berdasarkan pengetahuan lokal masyarakat (indigenous knowledge). Teknologi tersebut memungkinkan atap dapat dibuka-tutup sedemikian rupa sesuai kebutuhan, sehingga padi menjadi kering. Teknologi tersebut asli hanya dimiliki oleh komunitas Pancer-Pangawainan yang sekarang berkedudukan di Kasepuahan Ciptagelar.