dc.contributor.author | Hariyanto, Krisnadhi | |
dc.contributor.author | Rijanto, Ong Andre Wahyu | |
dc.date.accessioned | 2018-05-28T01:07:48Z | |
dc.date.available | 2018-05-28T01:07:48Z | |
dc.date.issued | 2018-03 | |
dc.identifier.citation | Atiqoh, J., Wahyuni, I., & Lestantyo, D. (2014). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja pada Pekerja Konveksi Bagian Penjahitan di CV. Aneka Garment Gunungpati Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 2(2), 119-126. Sanders, M. S., & McCormick, E. J. (1993). Human factors in engineering and design. McGRAW-HILL book company. Tarwaka, S. H., & Sudiajeng, L. (2004). Ergonomi untuk keselamatan, kesehatan kerja dan produktivitas. UNIBA, Surakarta. Widowati, E. (2009). Pengaruh Intensitas Pencahayaan Lokal. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(1). | id_ID |
dc.identifier.issn | 2621-0789 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/11617/9831 | |
dc.description.abstract | Bekerja pada lingkungan yang nyaman dapat meningkatkan produktivitas pekerja. Operator mesin jahit sering mengalami keluhan tentang kondisi lingkungan kerja yang kurang nyaman.
Penelitian ini untuk menganalisa pengaruh faktor fisik lingkungan kerja terhadap peningkatan produktivitas operator mesin jahit di PT. Pantja Kusuma Jaya Surabaya. Tiga faktor fisik lingkungan kerja adalah suara bising, temperatur, dan intensitas penerangan. Analisis yang digunakan melalui metode analisis multiple linear regression dan uji korelasi pearson product moment untuk menentukan faktor penting yang mempengaruhi kerja operator mesin jahit. Suara bising menghasilkan nilai antara 90 – 97 dB dengan nilai rataan sebesar 94.4 dB (melebihi nilai ambang batas untuk kondisi kerja yang ditetapkan sebesar 85 dB dan mempunyai nilai p = 0.012, r = 0.411), temperatur menghasilkan nilai suhu antara 34 - 37°C dengan nilai rataan suhu sebesar 35.14°C melebihi dari suhu normal 25.00°C (melebihi nilai ambang batas untuk kondisi kerja yang ditetapkan atau kondisi beban kerja ringan sebesar 30°C dan mempunyai nilai p = 0.005, r = 0.234), kuat penerangan yang digunakan 4 buah lampu 45 watt menghasilkan nilai antara 91 – 125 lux dengan nilai rataan sebesar 108.2 lux (nilai ambang batas yang ditetapkan tidak terpenuhi antara 500 – 1.000 lux dan mempunyai nilai p = 0.04, r = 0.612) dan kelelahan menghasilkan nilai getaran tangan – lengan antara 0.81 – 1.019 m/det2 dengan nilai rataan sebesar 0.915 m/det2 (melebihi nilai ambang batas untuk kondisi kerja yang ditetapkan sebesar 0.61 m/det2 dan mempunyai nilai p = 0.023, r = 0.477). Hasil yang diperoleh bahwa untuk meningkatkan produktivitas kerja adalah berkurangnya suara bising, temperatur ruangan yang disesuaikan dengan kondisi ruangan atau penambahan ventilasi / kipas angin / ac, faktor penerangan perlu ditingkatkan untuk memenuhi standar minimum pencahayaan dengan mengganti kondisi ruangan kerja (jenis lampu penerangan, warna ruangan, meja kerja menjadi putih), kelelahan perlu adanya peningkatan hal khusus yang disesuaikan dengan beban kerja (pemberian gizi, istirahat pendek) yang kesemuanya harus mememuhi nilai ambang batas di tempat kerja yang telah ditetapkan. | id_ID |
dc.language.iso | other | id_ID |
dc.publisher | IENACO (Industrial Engineering National Conference) 6 2018 | id_ID |
dc.subject | Kelelahan Kerja | id_ID |
dc.subject | Lingkungan Kerja | id_ID |
dc.subject | Produktivitas | id_ID |
dc.title | Analisis Hubungan Faktor Fisik Lingkungan Kerja terhadap Peningkatan Produktivitas Operator Mesin Jahit | id_ID |
dc.type | Article | id_ID |