Identifikasi Permasalahan Pengelolaan Limbah UKM Batik di Kota Magelang
Abstract
Industri Batik Tidaran di Kota Magelang memang belum sepesat perkembangannya dengan Batik Solo, Batik Yogyakarta, Batik Pekalongan, maupun Batik Madura. UKM batik di Kota Magelang tersebar di beberapa desa, dan belum berada dalam 1 sentra, sehingga terkesan masih berjalan sendiri-sendiri tanpa ada kerjasama satu dengan lainnya.
Produksi batik yang dihasilkan oleh UKM tersebut terdiri dari batik cap dan batik tulis. Bahan pewarna yang digunakan juga terdiri dari 2 macam, yaitu pewarna alami dan pewarna sintetis Limbah batik dari UKM di Kota Magelang belum dikelolan dengan baik. Sebagian besar UKM masih membuang limbah cairnya ke selokan ataupun halaman rumahnya. Hal tersebut tentu sangat membahayakan lingkungan. Penelitian ini akan mengidentifikasi tentang pengelolaan limbah yang dilakukan oleh UKM serta kendala yang dihadapi. Metode survey digunakan untuk mendapatkan data yang lengkap. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kesadaran pelaku UKM akan lingkungan. Masih belum maksimal. Hal itu terlihat dari belum pedulinya sebagian besar UKM terhadap limbah cairnya. UKM hanya mengejar kaoasitas produksi yang tinggi tanpa mempedulikan faktor lingkungan. UKM tidak memiliki lahan untuk mengolah limbah cairnya sebelum dibuang ke sungai atau selokan. Namun sudah ada sebagian kesil UKM yang mengolah limbahnya sebelum dibuang. Peran Pemerintah Kota Magelang digutuhkan dalam hal pendampingan terhadap UKM untuk mengembangkan UKM tidak hanya dalam hal kapasitas produksi namun juga dalam hal pengelolaan limbahnya.