Perbandingan Metode IDW dan Spline dalam Interpolasi Data Curah Hujan (Studi Kasus Curah Hujan Bulanan di Jawa Timur Periode 2012-2016)
View/ Open
Date
2018-04Author
Kurniadi, Hanif
Aprilia, Erlita
Utomo, Joko Budi
Kurniawan, Andang
Safril, Agus
Metadata
Show full item recordAbstract
Curah hujan merupakan aspek penting dalam penentuan awal musim, baik musim hujan maupun musim kemarau. Dalam hal ini, ketersediaan data curah hujan yang lengkap di suatu wilayah sangat dibutuhkan. Dengan melakukan interpolasi spasial, data curah hujan dapat menduga nilai dari data kosong pada setiap titik. IDW dengan NN=8 dan P=5 merupakan metode interpolasi yang digunakan sekarang. Dalam penelitian ini, metode Spline digunakan sebagai metode alternatif. Kelemahan dari metode Spline yang menghasilkan nilai-nilai negatif dan nilai-nilai yang sangat tinggi dimodifikasi dengan batasan luaran 0‒1500. Data curah hujan di 195 titik di Jawa Timur yang didapatkan dari Stasiun Klimatologi Malang periode 2012‒2016 digunakan sebagai data acuan. Penelitian ini bertujuan membandingkan metode interpolasi IDW dan Spline untuk mendapatkan metode interpolasi yang lebih baik. Interpolasi dilakukan dengan cara validasi silang lipat 10 (ten-fold cross validation) dengan menghilangkan 10% titik yang nantinya digunakan kembali sebagai validator, kemudian 90% titik digunakan untuk interpolasi. Proses tersebut diulang sampai seluruh titik menjadi bahan interpolasi dan titik validasi. Data tersebut diolah menggunakan piranti lunak R Statistics dan diinterpolasi dengan SAGA GIS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode IDW lebih baik daripada metode Spline karena nilai RMSE dari metode IDW lebih kecil dibandingkan dengan metode Spline. Nilai RMSE pada metode IDW sebesar 114,64, sedangkan metode Spline sebesar 208,94. MAE dua metode menunjukkan hal yang sama. Dapat terlihat bahwa metode IDW yang digunakan sekarang dapat dibuktikan memiliki hasil interpolasi yang lebih baik melalui validasi silang.