Show simple item record

dc.contributor.authorChalimah, Siti
dc.contributor.authorAnif, Sofyan
dc.contributor.authorRahayu, Tuti
dc.date.accessioned2012-04-25T07:18:14Z
dc.date.available2012-04-25T07:18:14Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.citationAbbot, L.K., A.D. Robson, D.A. Jasper and C. Gazey. 1992. What is the role of VA mycorrhizal hyphae in soil. P: 37-41. Mycorrhizas in ecosystem. C.A.B. international Aguskrisna (2011). Pemanfaatan daun mimba (Lazadirachta indica juss) dalamdiettherapy diabetes millitus. Diakses Tgl 25 Januari 2012. Alexopoulos, C.W. mims and m. Blackwell 1996. Introductory mycology. 4th ed. John Wiley % sons Inc. Singapore. P 153. Barea J.M., Jeffries 2001. Arbuscular Mycorrhiza-a key Component of Sustainable Plant. Soil Ecosystem. In The Mycota a Comprehensive Treatise on fungi as Experimental System for Basic and Applied Reserch, fungi Associations, KEsser (Ed). Hal 95. Bolan N.S. 1991. A critical review on the role of mycorrhizal fungi in the uptake of phosphorus by plants. Plants and Soil 134: 189-207. Brundrett M.C., Melville L, PetersonL. 1994. Practical methods in mycorriza research. Mycology Publications, p 95-100. Buce, M. Rossignol M., Jauneau, A. Ranjeva. R. and Beacard. G. 2000. The presymbiotic growth of Arbuscula Micorrizal fungi is induced by a branching factor partially purified plant root exudant Mol. Plant 13: 693-698. Buckman H.O and Brady N.C.. 1982. Ilmu Tanah. (Edisi saduran dari The Nature and Properties of Soils terjemahan Soegiman). Bharata Karya Aksara : Jakarta Chalimah. S. 2007. Pemanfaatan teknologi In vivo untuk perkembangan Gigaspora Margarita dan Acaulospora tuberculata. Biodiversitas 7: 3-5 UNS. Declerk S, Strullu D.G, Plenchette C. 1998. Monoxenic culture of the intradical forms of Glomus sp. Isolated from a tropical ecosystem:a proposed methodology for germplasm collection. Mycologia 90: 579-585. de-Souza. F.A.2005. Biology, Ecology and evolution of the Gigasporaceae arbuscular mycorrizal fungi (Glomreomycota), Disertation. Nederlands Institute of Ecology, p 121-158. Ekamawanti, H. A. 1997. Biodiversity of arbuscular mycorrizal fungi in peat ecosystems in west Kalimantan. In Smith F.A; Kramadibrata, R.D.M. simanungkalit; N. Sukarno; S.T. Nuhamara (eds). Proceedings of International Conference on Mycorrhizas in sustainable Tropical Agriculture and Forest Ecosystem. Bogor-Indonesia, October 27-30, 1997. Pp. 77-90. Fabig, B., K. Vielhauer, A.M Moward and W. Achtinich. 1989. Gas-chromatographic separation of organic acid and electrophoreti determination of phosphatases from VA mycorrhizal roots. Z. Pfanzenemahs Bodenk. 152, A1-265. http://forum.kafegaul.com/showthread.php?t=194365 http://lets-belajar.blogspot.com/2007/08/logam-berat.html http://www.walhi.org http://www.ychi.org – ychi.org arifin_pararaja@yahoo.co.id, http://www.serasan.co.cc/2008/11/dampak-pencemaran-pantai-bagi-kesehatan.html Jakobsen, J. 2004. Transport of Phosporus and Carbon in Arbscular Mycorrhizas. Dalam A. Varma B. Hock (Ed). Mycorrhiza: Structure, function Molecular Biology and Biotechnology, 2nd ed. Springer Verlag Berlin Heidelberg. 31 Joner, EJ, & A. Johansen. 2000. Phosphatase activity of external hyphae of two arbuscular mycorrhizal fungi. Mycol. Res. 104, 81-86. Lambais, MR & MC Mehdy. 1996. Soybean roots infected by Glorrius intraradices strains differing in infectivity exhibit differential chitinase and B 1,3-glucanase expression, new Phytol. 134, 531-538. Marschner, H. and B. Dell. 1994. Nutrient uptake in mycorrizal symbiosis plant and soil 159:89-102. Palimbungan, N. 2006. Pengaruh Ekstrak Daun Lamtoro Sebagai Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Sawi. Jurnal Read W. 1984. Thestructure and function of vegetative mycelium of mycorrizal roots. In D.H. Jennings & A, D.M. Reyner (Ed) Ecology and Physicology of the fungal mycelium, p. 215-240London, Cambridge University Press.Rub. Res. 14(2), 131-136. Rizqiani, N. F; Ambarwati E; Yuwono Widya N. 2007. Pengaruh Dosis dan Frekuensi Pemberian Pupuk cair Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Santi, A; Utami P.K; dan Prasetya J. 2004. Penggunaan Pupuk dan Air Kelapa untuk Pertumbuhan Bibit Anggrek Dendrobium. Prosiding Seminar Nasional Florikultura, Bogor, 4-5 Agustus: 79 – 83 Situmorang, J. 2000. Mikropropagasi Kayu Gaharu (Aquilaria spp) asal riau serta identifikasi sifat geneticnya berdasarkan analisa isoenzim [thesis]. Program Pascasarjana IPB.Bogor. Smith SE, Smith FA, Jacobsen. 2003. Mycorrizal fungi can dominate phosphate supply to pints irrespective of growth responses. Plant Physiol. 133, 16-20. Smith SE. and D.J. Read. 1997. Mycorrizal Symbiosis, 2nd edition. Academic Press, London. Sobhana, P. J Gopalakhrisnan, J. Jacob, &M.R. Sethuraj (2001). Physicological and biochemical aspects of stock-scion interaction in Hevea brasilensis. Indian J. Nat. Suhendrayatna (2010). Bioremoval Logam Berat Dengan Menggunakan Microorganisme: Suatu Kajian Kepustak, Institute for Science and Technology Studies(ISTECS)-Chapter Japan Department of Applied Chemistry and Chemical EngineeringFaculty of Engineering, Kagoshima University1-21-40 Korimoto, Kagoshima 890-0065, Japan Szweykowska,A. 1974. The role of cytokinin in control of cell growth and differentiation in culture. In. H.E. Street (ed). Tissue Culture and Plant science. Academic Press, New York. Van der Heijden MGA., Klironomos J, Ursic M., Moutoglis P., Streitwolf E.R., Boller T., Wiemken A, Sanders IR. 1998. Mycorrizal fungal diversity determines plant biodiversity, ecosystem variability and productivity. Nature 396: 69-72. Purwanto. 2006. Cara Bertanam Sayuran. Jakarta : Rajawali Press. Hanolo, W. 1997. Tanggapan tanaman selada dan sawi terhadap dosis dan cara pemberian pupuk cair stimulan. Jurnal Agrotropika 1. Suwandi dan N, Nurtika, 1997. Pengaruh pupuk cair biokimia “Sari Humus” pada tanaman kubis. Buletin Penelitian Hortikultura 15(20): 213-218. Tjionger, M. 2006. Pentingnya Menjaga Keseimbangan Unsur Hara Makro dan Mikro untuk Tanaman, Makasaren_US
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/1027
dc.descriptionReguler Kompetitifen_US
dc.description.abstractTujuan penelitian, i) menguji kualitas dan kuantitas pupuk organik kohe makro, mikronutrien serta logam berat. ii) Produksi Cendawan Mikorrhiza Arbuskula (CMA) sebagai biofertilizer, dengan sistem triping, iii) Menguji pupuk organik cair dari limbah kotoran ayam dan kambing dengan penambahan limbah buah dan daun mimba (Azadiracta indica) terhadap tanaman Sawi. Metode penelitian, analisis makro dan mikro nutrien, dianalisiskan di lab. Pertanian, dan logam berat di lab.Kimia Pusat UNS. Perbanyakan spora (CMA) dengan triping, (Chalimah 2006), pupuk yang dibuat, diuji pengaruhnya terhadap tanaman Sawi, dengan desain RAL, dengan analisis statistik sederhana. Hasil analisis laboratorium, makro dan mikro nutrien serta kandungan logam berat, dibandingkan dengan standart atau baku mutu pupuk organik Deptan (1996). Hasil analisis laboratorium pupuk organik layak digunakan sebagai pupuk yang aman, karena sesuai dengan baku mutu yang telah ditentukan, walau kuantitasnya relatif rendah jika dilihat dari kandungan makronutrien. Hasil uji terhadap pertumbuhan tanaman sawi, memberikan pengaruh yang berbeda pada setiap perlakuan. Pupuk organik cair dari kotoran kambing dan ayam yang ditambah dengan bahan lain diantaranya limbah buah dan daun mimba, memberikan hasil yang berbeda. Pengaruh terbaik untuk pertumbuhan tanaman sawi adalah pupuk kohe yang ditambah dengan limbah buah. Sedang perlakuan dosis untuk pertumbuhan tanaman sawi terbaik adalah pupuk kotoran kambing ditambah limbah buah, pada konsentrasi 20%/1 kg media (A1K1). Sedang pupuk organik kotoran ayam, dosisi terbaik 30%/1kg media, (A1K3). , Untuk parameter tinggi tanaman sawi, jumlah daun, luas daun dan biomassa, kohe kambing terbaik pada perlakuan kotoran hewan (kohe) kambing yang dicampur dengan limbah buah, konsentrasi pemakaian pupuk organik 20%/kg media (A1K1). Rerata masing-masing hasil pengukuran parameter diatas adalah 28,05 cm; 9,5 lembar, 69,43, dan 0,123 g, pada umur 10 minggu setelah tanam. Sedang hasil terbaik pupuk organik dari kohe ayam (A1K3) pada umur yang sama, masing-masing 8,99 cm untuk tinggi tanaman,8,98 untuk jumlah daun, 5,43 cm2, dan o,88 g untuk biomasa. Simpulan Pupuk organik dari kotoran kambing dan ayam, yang dicampur dengan limbah buah dan atau daun mimba, baik padat maupun cair layak digunakan pupuk organic. Hasil produksi pupuk hayati CMA, dengan metode triping menggunakan inang Pueraria paseoloides, diperoleh 1 butir spora CMA/g media ziolit . Pupuk organik cair dari kotoran kambing dan ayam, yang dicampur dengan limbah buah dan atau limbah daun mimba, memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman sawi. Pengaruh terbaik pupuk organik cair kohe kambing pada dosis 20% (A1K1), sedang kotoran hewan ayam pada dosisi 30%.(A1K3). Jadi pengaruh terbaik pemakaian dosis pupuk organic cair dari kotoran kambing dan ayam, terhadap pertumbuhan tanaman sawi tidak sama.en_US
dc.description.sponsorshipUMSen_US
dc.publisherlppmumsen_US
dc.subjectPupuk organik kotoran kambing dan ayamen_US
dc.subjectTripingen_US
dc.subjectupuk hayati mikorrhizaen_US
dc.subjectTanaman Sawien_US
dc.subjectLimbah buahen_US
dc.subjectDaun Azadirakta indicaen_US
dc.titlePemanfaatan Pupuk Organik Kotoran Hewan dan Bioteknologi Cendawan Mikorrhiza Arbuskula (CMA) dalam Upaya Pelestarian Lingkungan dan Pengembangan Bibit Tanaman Pangan dan Buahen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record