dc.description.abstract | Perubahan iklim global semakin terasa dengan hadirnya fenomena hujan ekstrim di
beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS). Hujan ekstrim ini yang menyebabkan aliran
banjir di sungai semakin ganas, sehingga menimbulkan beberapa lokasi kritis sungai
seperti : tanggul jebol, tebing sungai mengalami erosi/longsor dan lainnya. Meningkatnya
jumlah lokasi kritis sungai di Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung dari Tahun 2012
berjumlah 350 lokasi menjadi 600 lokasi di Tahun 2016 serta keterbatasan ketersediaan
dana, mendorong BBWS Cimanuk- Cisanggarung untuk melakukan inovasi dalam
menyelesaikan permasalahan tersebut. Salah satu inovasi yang dilakukan, yaitu :
penerapan bio-engineering dan sistem urug perkuatan wadah generik (SUPWG)berwawasan lingkungan. Maksud tulisan ini, yaitu untuk memberikan alternative lain
dalam penanganan lokasi kritis sungai yang berwawasan lingkungan serta mempunyai
kekuatan yang memadai sesuai ketersediaan dana. Adapun tujuannya, yaitu :
membuat teknologi baru yang dapat menyelesaian masalah di lokasi kritis sungai,
dimana teknologi tersebut dapat juga dilaksanakan secara mandiri oleh masyarakat
dan komunitas peduli sungai. Pada awalnya BBWS Cimanuk-Cisanggarung menerapkan
bio-engineering dengan mengacu pada literature yang ada. Di awal Tahun 2017 sudah
terbuat penanganan bio-engineering di 2 lokasi, yaitu : di Sungai Cigora Kabupaten Brebes
dan di S Jengkelok Kab Kuningan. Sekarang sudah diimplementasikan bio-engineering di
Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung sebanyak 12 lokasi. Melihat evaluasi penerapan
bio-engineering yang sudah dilakukan, yaitu bahwa bio- engineering sangat cocok dilakukan
pada lokasi yang mempunya karakteristik sebagai berikut : 1. Kecepatan aliran banjir
maksimal 2 m/dt, 2. Aliran banjir membawa sedimen, dan 3.Tanaman bambu yang
ditanam kedalam tanah minimal 1/3 dari panjang total batang bambu. Melihat keterbatasan
ini maka selanjutnya dilakukan inovasi berikutnya, yaitu dengan membuat Sistem Urug
Peruatan Wadah Generik (SUPWG)berwawasan lingkunga. Teknologi SUPWG ini
diturunkan dari teknologi SUPW temuan John Wirawan. Ada 3 tipe SUPWG, yaitu :
SUPWG tipe premium, SUPWG tipe medium dan SUPWG tipe ekonomi. Dari ketiga tipe
tersebut dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu : SUPWG yang permanen (ke-3 tipe
SUPWG)dan SUPWG yang bisa dengan system knock down (SUPWG tipe premium
dan medium). Prinsip dari teknologi SUPWG ini adalah membuat wadah di tepi tebing
sungai sebagai tempat tumbuh kembangnya tanaman konservasi tebing sungai hingga
tumbuh kuat, untuk memperkuat tebing sungai dan memberikan kekasaran tebing sungai
sehingga aliran banjir tidak cepat mengalir ke hilir. Biaya yang dibutuhkan untuk
pembuatan SUPWG tipe ekonomi berikisar sebesar Rp 500.000,00/m
sampai Rp
600.000,00/m
3
, sedangkan untuk SUPWG tipe medium berkisar antara Rp
1.300.000,00/m
3
sampai Rp 1.400.000,00/m
3
, adapun untuk SUPWG tipe premium berkisar
antara Rp 1.5000.000,00/m
3
sampai Rp 1.600.000,00/m
3
.
3 | id_ID |