dc.description.abstract | Hampir tiap musim hujan wilayah Banjarnegara terjadi longsor. Kejadian longsor
menyebabkan kerusakan infrastruktur, lahan pertanian maupun korban jiwa manusia.
Kondisi lereng yang terjal, lapisan tanah yang tebal, serta curah hujan yang tinggi memicu
terjadinya longsor. Curah hujan merupakan salah satu faktor pemicu bencana alam longsor.
Lereng akan mengalami keruntuhan bila permukaan tanah mencapai derajat jenuh air
hingga menjadi zona pembasahan. Berdasarkan data kejadian longsor dan curah hujan di
Banjarnegara dapat dibuat usulan nilai ambang hujan secara empirik yang menjadi pemicu
terjadinya longsor untuk wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ambang
hujan pemicu terjadinya terjadinya longsor di DAS Serayu Hulu. Data yang digunakan
adalah data curah hujan harian dari Satelit TRMM (Tropical Rainfall Measuring Mission),
data hujan aktual, dan data kejadian longsor tahun 2014, 2015 dan 2018. Dilakukan
pendataan kejadian longsor pada berbagai lokasi dan dilakukan identifikasi nilai hujan
pemicu longsor, baik hujan harian maupun hujan kumulatif 3 harian. Data hujan pemicu
longsor kumulatif 10 harian yang diplot ke dalam grafik. Hasilnya, ambang hujan pemicu
terjadinya tanah longsor yaitu 149 mm/10hari. | id_ID |