dc.description.abstract | Perubahan penggunaan lahan artifisial yang tidak menyediakan ruang terbuka hijau yang
digunakan untuk resapan bagi air hujan akan menyebabkan terjadinya banjir ulangan yang
setiap tahun dipastikan akan bertambah besar. Kejadian banjir yang melanda daerah
kartasura pada tanggal 4 Oktober 2016 melanda kawasan pabelan dan sekitar Kampus
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Berdasarkan informasi yang disusun oleh harian
Tribun Solo, pada 5 Oktober 2016, ketinggian air di daerah pabelan sampai dengan 1,5
meter dan beberapa permukiman tergenang air akibat luapan Sungai Pepe dan Sungai
Jenes yang berada di bagian selatan. Kecamatan Kartasura merupakan dinamika Urban
Sprawl kota Surakarta yang mengalami pertumbuhan pesat akibat pemekaran secara
morfologis, dengan rasio rerata area terbangun sebesar 19 %, tingkat kepadatan
penduduknya merupakan nomor satu dibandingkan kecamatan lain yang berada di
Kabupaten Sukoharjo yaitu sebesar 4.982 jiwa/km2 sedangkan untuk luas penggunaan
lahan non sawah sebesar 1.301 ha yang didominasi oleh pekarangan. Semakin
meningkatkan pertumbuhan penduduk dan berkurangnya penggunaan lahan alami
menjadikan daerah Kecamatan Kartasura rentan terjadinya banjir. Penelitian ini bertujuan
untuk: (1) mengidentifikasi perkembangan Kecamatan Kartasura 2004, 2012 dan 2017, (2)mengidentifikasi karakteristik urban sprawl (3) mengkaji Daya dukung konservasi sungai di
wilayah urban sprawl Katasura. Metode penelitian ini pada dasarnya bersumber dari analisis
data sekunder yakni menggunakan data spasial luasan lahan terbangun dan data spasial
penginderaan jauh yang diolah mengunakan sistem informasi geografis. Hasil penelitian
menunjukan Kajian daya Karakteristik wilayah menggunakan 3 (tiga) jenis/komponen daya
dukung,yaitu daya dukung lingkungan pertanian, daya dukung fungsi lindung dan daya
dukung permukiman. Secara umum daya dukung mengalami penurunan dan kualitas dari
tahun ketahun, Wilayah penelitian dapat dikelompokkan menjadi ada 3 penggolongan
zonasi urban sprawl yaitu peri urban primer, peri urban sekunder, dan rural peri urban yang
masing masing mempunyai variasi sebagai penyangga | id_ID |