Preferensi Pemukim Tetap Tinggal di Kawasan Sempadan Sungai Martapura Kota Banjarmasin
View/ Open
Date
2018-06Author
Nugroho, Arif Rahman
Handoyo, Su Rito
Muta’ali, Luthfi
Metadata
Show full item recordAbstract
Masalah pemukiman kumuh adalah masalah yang sangat menarik untuk dikaji, terutamdalam kaitannya dengan permukiman perkotaan. Bagi orang yang hidup dalam kondisi intinggal di tempat yang serba terbatas adalah pilihan realistis di tengah semakin sulitnymencari lahan yang sangat terbatas di perkotaan. Kota Banjarmasin memiliki fungsi
strategis sebagai pusat perdagangan dan pelayanan sosial. Seiring dengan pertumbuhapenduduk dan keterbatasan lahan, masyarakat cenderung menggunakan sisa ruang yanada sebagai tempat tinggal termasuk tepian sungai. Peningkatan populasi, lahan terbatasdan pengaturan kawasan perkotaan di Kota Banjarmasin terkait dengan kebijakapemukiman. Namun, kebijakan tersebut terkadang tidak didasarkan pada kondisi sosiabudaya masyarakat yang terkait, sehingga seringkali mengarah pada resistensi dmasyarakat. Oleh karena itu perlu ada kajian tentang proses budaya pembentukakomunitas dan penyelesaiannya terkhusus menjelaskan faktor apa yang mempengaruhpreferensi orang-orang untuk tetap tinggal di kawasan kumuh. Pemilihan daerah penelitiamenggunakan teknik purposive sampling. Unit analisis adalah rumah tangga pemukimPendekatan penelitian yang digunakan adalah campuran (kuantitatif dan kualitatif). Metodyang digunakan adalah analisis faktor jenis Principal Component Analysis sebagai metodfaktorisasi dengan support SPSS statistics for windows, version 20.0. Selain kontribusi
teoritis dan empiris, kontribusi praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikarekomendasi dalam menentukan kebijakan penanganan kawasan kumuh. Hasilnymenunjukkan bahwa daerah di tepian sungai dekat dengan pusat perdagangan-layanaadalah kantong-kantong kawasan kumuh. Hubungan antara perilaku sosio-ekonomindividu dan persepsi para pemukim di kawasan kumuh tentang sungai sebagai jalan hidupsungai sebagai tempat hidup, dan sungai membentuk karakter masyarakat secara positmeyakinkan. Membangun rumah di tepi sungai memudahkan warga untuk mengaksekebutuhan hidup. Selain itu, memudahkan warga untuk memiliki perjalanan yang lebimudah ke lokasi pertanian mereka karena jalan darat masih sangat terbatas. Dari hasianalisis faktor, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang paling mempengaruhpreferensi penduduk untuk tetap bertempat tinggal di kawasan kumuh didominasi olefaktor lokasi, diikuti oleh faktor budaya, faktor utilitas, dan pengaruh terkecil adalah faktolegalitas