Penggunaan Metode Klasifikasi Berlapis Pada Integrasi Citra Digital Aster dan Sistem Informasi Geografi Untuk Pemetaan Hutan Mangrove (Studi Kasus di Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan, Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah)
View/ Open
Date
2018-06Author
Oktaviandi, David
Franto, F
Siswanto, Agus
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini dilakukan di Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan, Kepulauan Karimunjawa,
Kabupaten Jepara, Propinsi Jawa Tengah. Tujuan penelitian ini adalah 1)menyusun peta
persebaran hutan mangrove dengan menggunakan metode klasifikasi berlapis yang berisi
informasi tentang luasan, persebaran, jenis - jenis mangrove dominan, dan kerapatannya di
Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan, 2)mengkaji manfaat dan keterbatasan metode
klasifikasi berlapis pada integrasi citra digital ASTER dan Sistem Informasi Geografis
untuk pemetaan hutan mangrove di Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan. Metode
penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode klasifikasi berlapis
pada integrasi citra digital ASTER dan sistem informasi geografis. Prosedur klasifikasi
berlapis pada penelitian ini terdiri dari tiga tingkatan klasifikasi dengan menggabungkan
analisis sistem informasi geografis dan beberapa metode klasifikasi yang meliputi interpretasi
citra secara visual, klasifikasi multispektral secara terselia, transformasi indeks vegetasi, dan
klasifikasi berbasis pengetahuan ke dalam satu kerangka kerja. Kerja lapangan
menggunakan metode stratified random sampling dilakukan untuk mencocokkan hasil
interpretasi dan memperoleh data lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas
kawasan hutan mangrove di Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan mencapai 424,87 Ha.
Kerapatan hutan mangrove yang ada di daerah penelitian digolongkan menjadi lima kelas
kerapatan, sedangkan jenis mangrove dominannya digolongkan menjadi sembilan kelas
vegetasi. Metode klasifikasi berlapis pada integrasi citra digital ASTER dan sistem informasi
geografis sangat bermanfaat dan efektif untuk dipergunakan dalam pemetaan hutan
mangrove. Metode klasifikasi berlapis memiliki keterbatasan yang harus selalu diperhatikan.
Apabila terdapat kesalahan pada lapis pertama dalam prosedur klasifikasi berlapis, maka
kesalahan tersebut akan menurun pada lapis kedua, ketiga dan seterusnya. Namun dengan
benar - benar memperhatikan kelemahan metode klasifikasi berlapis ini, maka diharapkan
kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir.