Analisis Tingkat Eko-Efisiensi pada Pewarna Batik dengan Menggunakan Metode Life Cycle Assessment (LCA) pada UKM Batik Semarang 16
View/ Open
Date
2019-03Author
Pujotomo, Darminto
Nugroho, Susatyo
Sihombing, Indra Gunawan
Metadata
Show full item recordAbstract
UKM Batik Semarang 16 merupakan salah satu pengrajin batik tulis dan cap yang ada di salah
satu sentra batik di Kota Semarang. Pada saat ini, UKM Batik Semarang 16 memiliki 219 motif
batik yang telah terdaftar di Ditjen HAKI. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian dalam
lima tahun sejak 2011-2015, industri batik tumbuh 14,7% dari 41.623 unit menjadi 47.755 unit.
Dalam proses produksinya, industri ini menghasilkan limbah cair yang jumlahnya mencapai
80% dari seluruh jumlah air yang dipergunakan dalam proses membatik. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengukur tingkat eco-efficiency produk batik cap serta memberikan usulan
rekomendasi untuk meningkatkan nilai eco-efficiency produk tersebut dan untuk menghitung
eco cost pada penggunaan material penyusun perwarna alam dan pewarna kimia. Pengukuran
eko-efisiensi dilakukan menggunakan Life Cycle Assessment (LCA) yang dibantu tools software
SimaPro dengan metode eco-cost. Metode ini digunakan untuk mendapatkan biaya lingkungan
dari kategori dampak yang dihasilkan berdasarkan penggunaan bahan baku produksi batik cap.
Hasil perhitungan batik cap pewarna kimia menghasilkan nilai eco-cost sebesar Rp 308.083,23
per lot (10 kain) dan tingkat eko-efisiensi sebesar 66,6%, sedangkan hasil perhitungan batik cap
pewarna alam menghasilkan nilai eco-cost Rp 375.128,86 per lot (10 kain) dengan tingkat eko
efisiensi 84,2%. Konversi minyak tanah ke LPG, pemanfaatan kembali limbah lilin malam,
menggunakan standard dalam pengerjaan merupakan strategi yang digunakan untuk
meningkatkan eko efisiensi produk batik cap.