Show simple item record

dc.contributor.authorMahachandra, Manik
dc.contributor.authorPrastawa, Heru
dc.contributor.authorBarus, Monalisa Putri
dc.date.accessioned2019-04-29T03:12:38Z
dc.date.available2019-04-29T03:12:38Z
dc.date.issued2019-03
dc.identifier.citationBakhtiar, A., Silviadara, M. A., & Susanty, A., 2017, Perbandingan Kualitas Layanan Ritel Swalayan Menggunakan Competitive Zone of Tolerance Based dan Importance-Performance Analysis. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol.16, No.1, pp. 65-72. Chen, K.-Y., 2014, Improving importance-performance analysis: The role of the zone of tolerance and competitor performance: The case of Taiwan's hot spring hotels. Tourism Management, pp. 260-272. Film Indonesia., 2017, Jumlah Bioskop Di Indonesia, https://www.filmindonesia.or.id/thread/Perkembangan-film-indonesia-10-tahun-terakhirberdasarkan- jumlah-penonton/, diakses tanggal 16 Juli 2018. Latu, T.M. & Everett, A.M., 2000, Review of Satisfaction Research and Measurement Approaches, Departement of Conservation, Wellington, New Zealand. Lindell, M., & J. Brandt, C., 2000, Climate Quality and Climate Consensus as Mediators of the Relationship Between Organizational Antecedents and Outcomes, The Journal of Applied Psychology, Vol. 85, No. 3. Setiaji, B., 2006, Panduan Riset dengan Pendekatan Kuantitatif. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Sukwadi, R., & Gammadita, M. C., 2016, Analisis Retensi Pengunjung Bioskop di Jakarta Menggunakan Regresi Logistik Multinomial, Jurnal Teknologi, Vol 9, pp.9-97. Tse, D. K. & Wilton, P. C., 1988, Models of Consumer Satisfaction Formation: An Extension. Journal of Marketing Research, Vol. 25, pp. 204-212. Wisnalmawati., 2005, Pengaruh persepsi dimensi kualitas layanan terhadap niat pembelian ulang, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 10, No. 3, pp. 153-165.id_ID
dc.identifier.issn2621-0789
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/10725
dc.description.abstractPerkembangan pesat industri film di Indonesia menyebabkan kemunculan beberapa usaha bioskop. Bioskop X, sebagai salah satu bioskop yang baru muncul di industri film, memiliki pesaing Bioskop Y yang telah menguasai pangsa pasar industri film Indonesia lebih dahulu. Agar kedua perusahaan tersebut dapat mengetahui kedudukan bersaingnya, maka dalam penelitian ini dilakukan benchmark dengan metode Competitive Zone of Tolerance based Importance-Performance Analysis (CZIPA). Dimensi yang terlibat yaitu tangible, responsiveness, empathy, assurance, reliability, availability, price dan promosi. CZIPA digunakan untuk mengetahui indikator kualitas layanan unggulan yang dimiliki oleh masingmasing bioskop, serta menyusun prioritas layanan yang perlu ditingkatkan. Data primer dikumpukan melalui kuisioner online terhadap 121 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah utama yang dihadapi bioskop X adalah promosi yang tidak menjangkau semua media dan tidak tersedianya aplikasi pembelian tiket secara online. Pada bioskop Y, masalah utamanya adalah promosi yang diberikan tidak dapat mempertahankan jumlah pengunjung. Beberapa saran perbaikan strategis kemudian disusun berdasarkan temuan tersebut.id_ID
dc.language.isootherid_ID
dc.publisherIENACO (Industrial Engineering National Conference) 7 2019id_ID
dc.subjectbenchmarkid_ID
dc.subjectbioskopid_ID
dc.subjectCZIPAid_ID
dc.subjectkualitas layananid_ID
dc.subjectkepuasan pelangganid_ID
dc.titleEvaluasi Kualitas Layanan Bioskop X dan Y dengan Competitive Zone of Tolerance based Importance-Performance Analysis (CZIPA)id_ID
dc.typeArticleid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record