Show simple item record

dc.contributor.authorPermatasari, Afrinia Lisditya
dc.contributor.authorRizky, R
dc.date.accessioned2019-06-17T04:38:58Z
dc.date.available2019-06-17T04:38:58Z
dc.date.issued2019-04
dc.identifier.citation[1] Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi. 2006. Buletin Laporan Perkembangan Penanganan Bencana Gempa Bumi Di Jogjakarta dan Jawa Tengah, No. 32, 3 Juli 2006, 13 halaman + lampiran. [2] Cutter S. L. 1996. Vulnerability to Environmental Hazards. Progress in Human Geography. [3] Ibda, Fatimah. 2015. Perkembangan Kognitif: Teori Jean Piaget. Jurnal INTELEKTUALITA, Vol. 3, No. 1 terarsip dalam https://jurnal.ar-raniry.ac.id [4] Rijanta, R., D.R. Hizbaron., M. Baiquni. 2014. Modal Sosial Dalam Manajemen Bencana. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. [5] Rohman, I.Y. 2016. Game Edukasi Penyelamatan Bencana Gempabumi Berbasis Multi Platform. Surakarta: Universitas Muhamadiyah Surakarta. [6] Van Westen, C. 2005. Multihazard Risk Assessment. UNU-ITC-DGIM. ITC, The Netherlands. [7] Yunus, H.A. 2016. Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. [8] Peraturan Perundang-undangan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, pasal 55 ayat (2).id_ID
dc.identifier.issn2580-8796
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/10810
dc.description.abstractDaerah Istimewa Yogyakarta, terutama Kabupaten Pleret, Kabupaten Bantul, merupakan salah satu daerah yang rawan terhadap bencana gempabumi. Hal ini terjadi karena Daerah Istimewa Yogyakarta terletak pada jalur subdaksi lempeng, yaitu Lempeng Indo – Australia yang menyusup di bawah Lempeng Eurasia. Gempabumi yang terjadi pada tanggal 27 Mei 2006, pukul 06.50 WIB dengan kekuatan 5,8 – 6,2 pada SR (menurut BMKG dan Pusat Volkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) merupakan gempabumi terbesar dan mempunyai efek kerusakan terparah dari gempa – gempa sebelumnya. Bencana gempabumi merupakan bencana yang lebih destruktif dibanding bencana yang lain serta berisiko kehilangan mengakibatkan korban paling besar diantara bencana lainnya. SD Negeri Srumbung, Segoroyoso, Pleret, Bantul secara spasial berada pada daerah rawan bencana gempabumi. Diperlukan upaya mitigasi non struktural dengan pendidikan mitigasi bencana sejak usia dini, terutama bagi siswa sekolah dasar. Pendidikan mitigasi bencana dapat dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran, yaitu game edukasi berbasis story telling. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa sekolah dasar terhadap upaya mitigasi gempabumi dengan menggunakan media game edukasi, berupa tangible game. Metode yang digunakan yaitu analisis deskriptif kuantitatif. Berdasarkan analisa data yang diperoleh, tingkat pengetahuan siswa terhadap mitigasi non struktural ialah cukup baik. Materi game edukasi yang diberikan dapat dipahami oleh siswa. Diperlukan materi kurikulum kebencanaan sebagai salah satu bahan materi dalam pendidikan kebencanaan. Karena anak-anak merupakan elemen yang berisiko tetrhadap bencana.id_ID
dc.language.isootherid_ID
dc.publisherSeminar Nasional GEOTIK 2019id_ID
dc.titlePengetahuan Mitigasi Non Struktural Bencana Gempabumi pada Siswa Sekolah Dasar SD Negeri Srumbung Segoroyoso Pleret Bantul Yogyakartaid_ID
dc.typeArticleid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record