Pengaruh Usia, Jenis Kelamin, Status Pendidikan, dan Masa Kerja terhadap Persepsi Iklim Keselamatan dari Pengemudi PT XYZ Yogyakarta
View/ Open
Date
2019-04Author
Wisnugroho, Anthonius Dhinar Hasto
Dharmastiti, Rini
Hidayat, Muslikhin
Metadata
Show full item recordAbstract
Salah satu perusahaan teknologi yang berfokus pada layanan angkutan transportasi online
melalui layanan jasa transportasi sepeda motor di Yogyakarta memiliki pengemudi sekitar 20.000
orang. Terdapat risiko kecelakaan kerja yang tinggi saat menjalankan pekerjaannya sebagai
pengemudi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik demografi seperti
usia, jenis kelamin, status pendidikan dan masa bekerja terhadap seberapa besar persepsi iklim
keselamatan pengemudi tersebut, sehingga diharapkan diperoleh rekomendasi untuk menurunkan
kecelakaan kerja dan menaikkan persepsi iklim keselamatan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif menggunakan desain cross sectional. Penelitian ini berlangsung
pada bulan Desember 2018 - Februari 2019 dengan total sampel 339 responden. Pengambilan
sampel dilakukan dengan metode simple random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah
dalam bentuk kuesioner NOSACQ-50 yang dimodifikasi sehingga berjumlah hanya 27 pernyataan
yang terdiri dari tujuh dimensi iklim keselamatan. Penyebaran kuesioner dibagikan kepada
responden dengan dua cara, yaitu secara online (via google form https://goo.gl/forms/
4YSdVFtWttRgEpd73) dan secara langsung (peneliti membagikan kuesioner langsung kepada
pengemudi yang sedang istirahat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata persepsi
iklim keselamatan lebih tinggi pada kategori usia lebih dari 50 tahun (skor 3,28), jenis kelamin
laki-laki (3,13), tingkat pendidikan Diploma (3,18), masa kerja 8 tahun (3,23) dibandingkan
dengan usia yang lebih muda, jenis kelamin perempuan, tingkat pendidikan yang lain, masa kerja
yang lebih singkat. Jika dilihat setiap dimensi dari iklim keselamatan tersebut, dimensi Keadilan
dalam Manajemen Keselamatan Kerja memiliki skor rata-rata terendah dibandingkan dengan
dimensi yang lain.