Show simple item record

dc.contributor.authorLapian, Franky E. P.
dc.date.accessioned2019-06-19T04:53:13Z
dc.date.available2019-06-19T04:53:13Z
dc.date.issued2019-04
dc.identifier.citationAASHTO T 245-97 (ASTM D 1559-76). Resistance Plastic of Bituminous Mixtures Using Marshall Apparatus. American Society for Testing and Materials. Abu N. M. F., Hu X., Lopez Y., Walubita L. F., 1997. Using the fracture energy concept characterize the HMA cracking resistance potential under monotonic crack testing. International journal of pavement research and technology, Vol. 7 No. 1, hal. 40 – 48 Gul. W. A., Guler M., 2014. Rutting susceptibility of asphalt concrete with recycled concrete aggregate using revised Marshall procedure Construction and building materials, 55 hal. 341 – 349 Kurniadji, (2006), “Asbuton (Aspal Buton) sebagai Bahan Perkerasan Jalan”, Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan, Bandung. Li G., Yongqi Y., Metcalf J. B., Su-Seng P. 1999. Elastic modulus prediction of asphalt concrete. Journal of material in civil engineering, hal. 236 - 241. Spesifikasi Umum Bina marga Divisi 6. (2010). Perkerasan Aspal. Direktorat Jendral Bina marga. Spesifikasi Umum Bina marga Divisi 6. (2010). Perkerasan Aspal. Direktorat Jendral Bina marga. Standar Nasional Indonesia 06-2489-1991. (1991). Metode Pengujian Campuran Aspal dengan Alat Marshall. Indonesia : Standar Nasional Indonesia. Stephen B., the Shell Bitumen Handbook, University of Nottingham, July 1990 Tayfur S., Ozen H., Aksoy A., 2005. Investigation of rutting performance of asphalt mixtures containing polymer modifiers. ScienceDirect, Construction and Building Materials, hal. 328 -337. Tjaronge, M.W. and Rita Irmawaty. 2013. Influence of Water Immersion on Physical Properties of Porous Asphalt Containing Liquid Asbuton as Bituminous Asphalt Binder. Walubita, Lubinda F., Ven, Martin F C van de, 2000. Stresses and Strains in Asphalt-Surfacing Pavements.id_ID
dc.identifier.issn2580-8834
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/10878
dc.description.abstractKondisi infrastuktur jalan darat yang tidak memadai menjadikan jalur udara sebagai andalan untuk pengangkutan orang dan barang, termasuk berbagai kebutuhan pokok di Papua. Dalam kacamata ekonomi, hal tersebut menyebabkan mahalnya biaya distribusi, yang berarti secara otomatis juga menaikkan harga berbagai barang kebutuhan pokok tersebut, terutama di pedalaman Papua. Upaya untuk menurunkan biaya distribusi dari satu kabupaten ke kekabupaten lain di wilayah Papua terus dilakukan pemerintah Indonesia melalui pembangunan infrastuktur jalan raya Trans-Papua. Salah satu yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur jalan raya Trans-Papua adalah batu kapur sebagai bahan pengisi dalam campuran HRS-Base. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan Kadar Aspal Optimum (KAO) campuran HRS-Base dengan menggunakan filler semen dan batu kapur. Variasi kadar aspal yang digunakan adalah 5,0%, 5,5%, 6,0%, 6,5% dan 7,0%. Hasil penelitian menunjukkan KAO dengan mengggunakan semen sebagai filler adalah 6,18% dan menggunakan batu kapur adalah 6,25%. Selain itu, juga terlihat bahwa kapur terbukti bisa menggantikan Semen sebagai bahan tambah (filler) pada campuran aspal panas.id_ID
dc.language.isootherid_ID
dc.publisherSeminar Nasional Teknik Sipil IX 2019id_ID
dc.titlePerbandingan Kadar Aspal Optimum (KAO) Campuran Aspal Panas HRS-Base yang Menggunakan Filler Semen dan Batu Kapurid_ID
dc.typeArticleid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record