Pengaruh Pemberian Stimulasi Motorik Kasar terhadap Kemampuan Berjalan pada Bayi Usia 36-39 Minggu
Abstract
Latar Belakang: Berjalan adalah suatu tahapan perkembangan bayi dengan gerakan menyilang (misalnya pada saat kaki kanan melangkah kemudian tangan kiri bergerak, begitupun sebaliknya). Bayi mulai belajar berjalan di atas usia 36-39 minggu. Terdapat 4 tahapan dari berjalan, yaitu : 1) merambat 2) ditatih 3) berdiri tanpa bantuan 4) berjalan. Salah satu stimulasi yang dapat diberikan pada fase ini, yaitu stimulasi motorik kasar. Stimulasi motorik kasar merupakan stimulasi yang diberikan kepada bayi (dari orang tua atau pengasuh) untuk latihan kemampuan berjalan bayi, yaitu stimulasi berjalan dengan bantuan, stimulasi bermain bola, stimulasi membungkuk, stimulai berjalan sendiri dan stimulasi naik tangga.
Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh stimulasi motorik kasar terhadap kemampuan berjalan pada bayi usia 36-39 minggu.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik, yaitu jenis penelitian yang mendeskripsikan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat sesuai dengan keadaan yang ada. Responden dari penelitian ini sebanyak 10 orang, dengan 5 orang sebagai Kelompok Perlakuan (pemberian stimulasi motorik kasar ditambah dengan massage baby) dan 5 orang sebagai Kelompok Kontrol (massage baby saja). Penelitian ini dilakuan sebanyak 12 kali perlakuan pada 4 minggu. Pengukuran kemampuan berjalan dilakukan dengan kuisioner tahapan berjalan.
Hasil Penelitian: Pemberian stimulasi motorik kasar pada Kelompok Perlakuan menghasilkan 5 responden yang memiliki post test 1 orang memiliki niali 4, 2 orang memiliki nilai 3 dan 2 orang yang memiliki nilai 2. Sedangkan pada Kelompok Kontrol, 1 orang memiliki post test nilai 3, 3 orang memiliki nilai 2 dan 1 orang memiliki nilai 1.
Kesimpulan: Ada pengaruh stimulasi motorik kasar terhadap kemampuan berjalan pada bayi usia 36-39 minggu.