Show simple item record

dc.contributor.authorNurwidayati, Anis
dc.contributor.authorSiahaan, Hayani Anastasia
dc.date.accessioned2019-08-06T03:55:29Z
dc.date.available2019-08-06T03:55:29Z
dc.date.issued2019-04
dc.identifier.citationRistiyanto, Wibawa T, Budiharta S, Supargiono. Prevalensi Tikus Terinfeksi Leptospira interogans di Kota Semarang Jawa Tengah. Vektora. 2015;7(2):85-92. Widiastuti DNPNTA. Identifikasi telur cacing zoonotik pada feses. 2014;10(02):53-58. Sudomo M. Penyakit Parasitik Yang Kurang Diperhatikan di Indonesia. Orasi Pengukuhan Profr Ris Bid Entomol dan Moluska. 2008. Subdit Pengendalian Filariasis dan Kecacingan, Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan KR. Petunjuk Pengendaian Schistosomiasis Di Indonesia. 1st ed. Jakarta: Subdit Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan; 2015. Bambang, Agus Suripto; Aganto S. Jenis - Jenis Tikus (Rodentia: Muridae) dan Pakan Alaminya di Daerah Pertanian Sekitar Hutan di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. J Perlindungan Tanam Indones. 2002;8(1):63-74. Aryo, Ardanto; bernadus, Yuliadi; Ika, Martiningsih; Dimas, Bagus Wicaksono Putro; Arum Sih, Joharina; Anis N. Leptospirosis pada Tikus Endemis Sulawesi (Rodentia: Muridae) dan Potensi Penularannya antar Tikus dari Provinsi Sulawesi Selatan. BALABA J LITBANG Pengendali PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA. 2018;1(16). Khairiyah. Zoonosis dan upaya pencegahannya (kasus sumatera utara). J Litbang Pertan. 2011;30(1):117-124. Khariri. Survei keanekaragaman tikus sebagai hewan pembawa bakteri Leptospira di Provinsi Jawa Tengah Survey of mouse diversity as an animal carrying Leptospira bacteria in Central Java Province. In: Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversity Indonesia. Vol 5. ; 2019:42-45. doi:10.13057/psnmbi/m050109. Suyanto A, Wiroreno W, Saim A. Jenis - Jenis Tikus dan Cacing Parasitnya di DAS Sekampung, Lampung. Berua Biol. 1984;2:217-221. Jastal, Ambar Gardjito T, Mujiyanto, Chadijah S R. Analisis Spasial Epidemiologi Schistosomiasis Dengan Menggunakan Pengindraan Jarak JAuhdan Sistem Informasi Geografis Di Sulawesi Tengah. Donggala; 2008. Hadidjaja P. Schistosomiasis Di Indonesia. 1st ed. Jakarta: UI Press; 1985. Gomes AT, Cunha LM, Bastos CG, Medrado BF, Assis BCA, Andrade ZA. Capillaria hepatica in rats : focal parasitic hepatic lesions and septal fibrosis run independent courses. 2006;101(December):895-898. Astuti NTDW. Capillaria hepatica. BALABA J LITBANG Pengendali PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA. 2008;06(01):21-22. Priyanto D, Ningsih DP. Identification of endoparasites in rats of various habitats. 2014;5(1):49-53. Saha R. Human Infection with Hymenolepis diminuta : First Case Report from North India. :36-37. Patamia I, Cappello E, Castellano-chiodo D, Greco F, Nigro L, Cacopardo B. CASE REPORT A Human Case of Hymenolepis diminuta in a Child from Eastern Sicily. 2010;48(2):167-169. doi:10.3347/kjp.2010.48.2.167. Gimeno C, Pe AT, Tena D, Illescas S, Amondarain I, Gonza A. Human Infection with Hymenolepis diminuta : Case Report from Spain. 1998;36(8):2375-2376.id_ID
dc.identifier.issn2527-533X
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/11291
dc.description.abstractTikus dikenal sebagai reservoir alami dari beberapa infeksi cacing yang penting bagi kesehatan masyarakat, salah satunya schistosomiasis. Tikus mengandung mikroorganisme parasit yang dapat ditularkan melalui kontak dengan kotoran tikus yang terinfeksi atau melalui ektoparasit, maupun secara tidak langsung melalui hospes keong perantara schistosomiasis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis tikus dan telur cacing zoonotik pada tikus di daerah endemis schistosomiasis Napu, khususnya di Desa Dodolo dan Kaduwaa, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Penelitian ini merupakan studi observasional yang dilakukan pada bulan Mei sampai Juni tahun 2018. Penangkapan tikus dilakukan selama tiga malam berturut-turut menggunakan 100 perangkap hidup yang dipasang pada tempat yang berbeda, yaitu kebun cokelat, kebun sagu, ladang jagung, dan semak belukar. Jumlah total tikus yang tertangkap di Desa Dodolo adalah 15 ekor dari 100 perangkap yang dipasang selama tiga malam (trap succes 5%). Jenis tikus yang ditemukan yaitu Rattus argentiventer, Rattus sp., R.tanezumi, R.exulans, Maxomys muechenbroekii, dan Paruromys dominator. Jumlah tikus yang terinfeksi schistosomiasis adalah tujuh ekor (infection rate 46,67%), Hymenolepis diminuta delapan ekor (53,33%), dan nematoda darah delapan ekor (53,33%). Jumlah total tikus yang tertangkap di Desa Kaduwaa adalah 13 ekor dari 100 perangkap yang dipasang selama tiga malam (trap succes 4%). Jenis tikus yang ditemukan yaitu Rattus argentiventer, R.tanezumi, dan R.exulans. Jumlah tikus yang terinfeksi schistosomiasis adalah tiga ekor (infection rate 23%), Capillaria hepatica dua ekor (15,38%) Hymenolepis diminuta dua ekor (15,38%), dan nematoda darah empat ekor (26,67%). Dengan ditemukannya telur cacing pada tikus perlu diwaspadai sebagai investigasi awal sumber penularan penyakit kecacingan melalui tikus.id_ID
dc.language.isootherid_ID
dc.publisherProsiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) Ke-4id_ID
dc.titleJenis Tikus dan Potensi Penularan Penyakit Zoonosis di Daerah Endemis Schistosomiasis Napu, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengahid_ID
dc.typeArticleid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record