Show simple item record

dc.contributor.authorKhoirunnisa, Laila Fauziah
dc.contributor.authorSuparti, S
dc.date.accessioned2019-08-07T02:46:55Z
dc.date.available2019-08-07T02:46:55Z
dc.date.issued2019-04
dc.identifier.citationCibro, M. (2008). Respon Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) terhadap Pemakaian Mikoriza pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah . Medan: Universitas Sumatera Utara. Djarijah, N. M., & Siregar, a. (2001). Budidaya Jamur Kuping . Yogyakarta: Kanisius. Djarijah, N. M., & Siregar, A. (2001). Jamur Kuping Pembibitan dan Pemeliharaan. Yogyakarta: Kanisius. Handiyanto, S., Hastuti, Utami, S., & Prabaningtyas, S. (2013). Kajian Penggunaan Air Cucian Beras sebagai Bahan Media Pertumbuhan Biakan Murni Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus var. florida) . Skripsi. Jenira, H., Sumarjan, & Armiani, S. (2013). Pengaruh Kombinasi Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Varietas Lokal Bima dalam Upaya Pembuatan Brosur Bagi Masyarakat. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi "Bioscientist", 5(1), 1-12. Masefa, L. (2016). Pengaruh Kapur dan Dolomit Terhadap Pertumbuhan Misellium dan Produksi Jamur Coklat (Pleurotus cystidiosus O. K. Miller). Online Jurnal of Natural Science, 5(1), 11-20. Nurcahyo, I., & Susantiningrum. (2015). Peluang Usaha Budidaya Jamur Kuping. IKB, 9(16), 17-27. Nurilla, N., Setyobudi, L., & Nihayati, E. (2013). Studi Pertumbuhan dan Produksi Jamur Kuping (Auricularia auricula) Pada Subsrat Serbuk Gergaji Kayu dan Serbuk Sabut Kelapa. Jurnal Produksi Tanaman, 1(3), 40-47. Sadad, A., Mahanani, T., & Evie , R. (2014). Pemanfaatan Bekatul Padi, Bekatul Jagung, dan Kulit Ari Biji Kedelai Sebagai Media Pertumbuhan Misellium Cendawan Metarhizium anisopliae. Lentera Bio, 3(2), 136-140. Samadi, B. (2007). Kentang dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta: Kanisius. Sani, B. (2016). Asyiknya Budidaya Jamur Diperrkotaan (Udara Panas). Jakarta: Kata Pena. Seswati, R., Nurmiati, & Periadnadi. (2013). Pengaruh Pengaturan Keasaman Media Serbuk Gergaji Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jamur Tiram Cokelat (Pleutorotus cystidiosus O.K. Miller.). Jurnal Biologi Universitas Andalas, 2(1), 31-36. Singh, R., Singh, U., B., O., & Andrew, D. (1987). Nutrional Evaluation of High Protein Genotypes of Pearl Millet. J. Science Food Agric. Soeka, Y. S., & Sulistiani. (2016). Profil Vitamin, kalsium, Asam Amino dan Asam Lemak Tepung Jewawut (Setaria italica L.) Fermentasi. Bioeksperimen, 13(1), 85-96. Sumarsih, S. (2010). Untung Besar Usaha Bibit . Depok: Penebar Swadaya. Suparti, & Karimawati, N. (2017). Pertumbuhan Bibit FO Jamur Tiram (Pleurotus Ostreatus) dan Jamur Merang (Volvariella volvacea) Pada Media Umbi Talas Pada Konsentrasi yang Berbeda. Bioeksperimen, 3(1), 64-72. Suparti, & Zubaidah, L. (2018). Pertumbuhan Bibit Jamur Tiram dan Jamur Merang Pada Media Alternatif Teping Biji Jewawut dengan Konsentrasi yang Berbeda. Bioeksperimen, 4(2), 52-60. Suryani, T., & Carolina, H. (2017). Pertumbuhan dan Hasil Jamur Tiram Putih pada Beberapa Bahan Media Pembibitan. Bioeksperimen, 3(1), 73-86. Utama, P., Suhendar, D., & Romalia, L. (2013). Penggunaan Berbagai Macam Media Tumbuh Dalam Pembuatan Bibit Induk Jamur Tiram Putih. Jurnal Agroekoteknologi, 5(1), 45-53. Utoyo, N. (2010). Bertanam Jamur Kuping di Lahan Sempit . Jakarta: Agromedia Pustaka.id_ID
dc.identifier.issn2527-533X
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/11308
dc.description.abstractBiji jewawut dan kacang tanah memiliki kandungan utama yang berupa karbohidrat , protein, lemak dan mineral yang dapat dimanfaatkan sebagai media alternatif pertumbuhan misellium pada bibit F1 jamur tiram dan jamur kuping. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan misellium bibit F1 jamur tiram dan jamur kuping pada media alternatif biji jewawut dan kacang tanah. Metode digunakan adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial terdiri dua faktor yaitu faktor 1 jenis indukan jamur (jamur tiram dan jamur kuping), faktor 2 yaitu jenis media alternatif berupa biji jewawut dan kacang tanah. Parameter yang diukur adalah kecepatan pertumbuhan misellium dan warna misellium. Pada pengamatan hari ke 7, pertumbuhan misellium paling cepat yaitu 5,3 cm pada perlakuan jamur tiram media biji jewawut (J1M1) dengan warna misellium putih. Sedangkan pertumbuhan misellium paling lambat yaitu 1,6 cm pada perlakuan jamur kuping media biji jewawut (J2M1) dengan warna misellium putih. Pada pengamatan hari ke 14, pertumbuhan misellium paling cepat yaitu 6,1 cm pada perlakuan jamur tiram media biji jewawut (J1M1) dengan warna misellium putih kehijauan, sedangkan pertumbuhan misellium paling lambat yaitu 2,6 cm pada perlakuan jamur kuping media biji jewawut (J2M1) dengan warna misellium putih. Berdasarkan hasil yang diperoleh misellium jamur tiram dan jamur kuping dapat tumbuh pada media biji jewawut dan kacang tanah.id_ID
dc.language.isootherid_ID
dc.publisherProsiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) Ke-4id_ID
dc.titlePemanfaatan Biji Jewawut dan Kacang Tanah sebagai Media Alternatif Pertumbuhan Misellium Bibit F1 Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) dan Jamur Kuping (Auricularia auricula)id_ID
dc.typeArticleid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record