dc.identifier.citation | Atlas, R.M. (2004). Handbook of Microbiological Media. 3rd ed. Florida: CRC Press, pp. 237 – 247. Arisanti, R.R., Indriani, C. dan Wilopo, S.A. (2018). Kontribusi agen dan faktor penyebab kejadian luar biasa keracunan pangan di Indonesia: kajian sistematis. Berita Kedokteran Masyarakat, 34(3), pp. 99 – 106. Dakić, I., Morrison, D., Vuković, D., Savić, B., Shittu, A., Ježek, P. dan Stepanović, S. (2005). Isolation and molecular characterization of Staphylococcus sciuri in the hospital environment. Journal of Clinical Microbiology, 43(6), pp. 2782 – 2785. Dewey-Mattia, D., Manikonda, K., Hall, A.J., Wise, M.E. dan Crowse, S.J. 2018. Surveillance for Foodborne Disease Outbreaks — United States, 2009 – 2015. Morbidity and Mortality Weekly Report, 67(10): 1-16. Finney, M., Smullen, J., Foster, H.A., Brokx, S. dan Storey, D.M. (2003). Evaluation of Chromocult coliform agar for the detection and enumeration of Enterobacteriaceae from faecal samples from healthy subjects. Journal of Microbiological Methods, 54, pp. 353 – 358. Harti, A.S. (2015). Mikrobiologi Kesehatan: Peran Mikrobiologi Dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: CV. Andi Offset, pp. 15 – 21. Himedia. (2018a). Alkaline Peptone Water. Mumbai: HiMedia Laboratories. www.himedialabs.com/TD/M618.pdf. Diakses pada 1 Agustus 2018. Himedia. (2018b). Tryptic Soya Agar. Mumbai: HiMedia Laboratories. http://himedialabs.com/TD/M1968.pdf. Diakses pada 1 Agustus 2018. Ibrahim, M.A., Griko, N., Junker, M. dan Bulla, L.A. (2010). Bacillus thuringiensis: A genomics and proteomics perspective. Bioengineered Bugs, 1(1), pp. 31 – 50. Lal, A. dan Cheeptham, N. (2007). Eosin-Methylene Blue Agar Plates Protocol. Washington, D.C.: American Society for Microbiology, pp. 1 – 7. Leboffe, M.J. dan Pierce, B.E. (2011). A photographic atlas for the microbiology laboratory. 4th ed. Colorado: Morton Publishing Company, pp. 14,17,66. Levinson, W. (2008). Review of Medical Microbiology. New York: The McGraw–Hill Companies, pp. 71 – 74. Luis, M., Maza, D.L., Pezzlo, M.T., Shigei, J.T. dan Peterson, E.M. (2004). Color Atlas of Medical Bacteriology. Washington, D.C.: ASM Press, p. 103. Purnawijayanti. 2012. Sanitasi Higiene dan Keselamatan Kerja dalam Pengolahan Makanan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, p. 20. Ratiner, Y.A., Salmenlinna, S., Eklund, M., Keskimaki, M. dan Siitonen, A. (2003). Serology and genetics of the flagellar antigen of Escherichia coli O157:H7. Journal of Clinical Microbiology, 41(3), pp. 1033 – 1040. Smith, H.G. (1959). On the nature of the selective action of selenite broth. Microbiology, 21(1), pp. 61 – 71. Todar, K. (2008). Online Textbook of Bacteriology. http://www.textbookofbacteriology.net/ index.html. Diakses pada 31 Juli 2018. WHO. (2015). WHO Estimates of The Global Burden of Foodborne Diseases: Foodborne Disease Burden Epidemiology Reference Group 2007 – 2015. Switzerland, p. 13. Yu, D., Chen, Y., Pan, Y., Li, H., McCormac, M.A. dan Tang, Y.W. (2008). Case report: Staphylococcus gallinarum bacteremia in a patient with chronic hepatitis B virus infection. Annals of Clinical and Laboratory Science, 38(4), pp. 401 – 404. Yuliani, N.S. dan Oematan, A.B. 2013. Identifikasi mikrobiologi (Staphylococcus dan Coliform) pada susu dan daging serta olahannya di Kota Jogjakarta. Partner, 20(1), pp. 20 – 29. | id_ID |
dc.description.abstract | Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan adalah suatu kejadian dimana terdapat dua orang atau lebih yang menderita sakit dengan gejala yang sama atau hampir sama setelah mengonsumsi pangan, dan berdasarkan analisis epidemiologi, pangan tersebut terbukti sebagai sumber keracunan. Bakteri patogen menjadi salah satu agen penyebab KLB keracunan pangan. Bakteri merupakan penyebab penyakit yang sering berhubungan dengan bidang penyehatan makanan, seperti diare, muntaber, tifus, dan infeksi saluran pencernaan disebabkan masih tingginya tingkat kontaminasi mikroorganisme pada makanan yang disajikan oleh berbagai penyelenggara makanan. Bakteri patogen yang sering menjadi penyebab penyakit pada manusia adalah Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Vibrio cholerae, Streptococcus pneumonia, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, Campylobacter sp., Salmonella enteric, Salmonella thypi, Taenia solium dan Mycobacterium sp. Analisis bakteri patogen penting untuk mengetahui jenis bakteri penyebab penyakit sehingga penyakit akibat bakteri patogen di masyarakat dapat diantisipasi dan ditangani dengan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri patogen pada olahan daging sapi penyebab KLB keracunan pangan di Temanggung, Jawa Tengah tahun 2018. Penelitian dilakukan dengan uji biokimia menggunakan BD Phoenix™ dan uji patogenitas dengan tes antisera E. coli pada sampel olahan daging sapi, yaitu daging rebus dan daging bumbu. Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan membaca hasil pengujian biokimia setelah sampel dituangkan ke Panel NID (bakteri Gram negatif) atau Panel PID (bakteri Gram positif), dan diinkubasi pada BD Phoenix™, serta melihat terbentuknya gumpalan seperti pasir pada tes antisera E. coli. Hasil yang diperoleh menunjukkan daging rebus mengandung bakteri Bacillus thuringiensis, Staphylococcus gallinarum, dan Staphylococcus sciuri. Daging bumbu mengandung bakteri E. coli dan S. gallinarum. E. coli pada daging bumbu bersifat nonpatogen. Kesimpulan penelitian ini adalah KLB keracunan pangan di Temanggung tahun 2018 disebabkan oleh kontaminasi bakteri pada sampel olahan daging sapi yaitu S. sciuri pada daging sapi rebus dan E. coli pada daging sapi bumbu. | id_ID |