Show simple item record

dc.contributor.authorPudjiono, Sugeng
dc.contributor.authorAdinugraha, Hamdan Adma
dc.date.accessioned2019-08-07T05:03:53Z
dc.date.available2019-08-07T05:03:53Z
dc.date.issued2019-04
dc.identifier.citationAdinugraha, H.A., dan Mahfudz. (2014). Pengembangan Teknik Perbanyakan Vegetatif Tanaman Jati Pada Hutan Rakyat. Jurnal Wasian. 1 (1):39-44. Basri, E dan Wahyudi, I. (2013). Sifat Dasar Kayu Jati Plus Perhutani Dari Berbagai Umur Dan Kaitannya Dengan Sifat Dan Kualitas Pengeringan. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 2 (2):93-102. Jayusman, Mahfudz, Adinugraha, H.A., dan Pudjiono, S., (2018). Estimasi Perolehan Genetik Berdasarkan Uji 31 Klon Jati (Tectona grandis L.f) di Gunung Kidul. Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek III. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. Hartati, D., A. Rimabawanto, Taryono, E. Sulistyaningsih dan AYPBC Widyatmoko. (2007). Pendugaan Karagaman Genetik di Dalam dan Antar Provenan Pulai (Alstonia scholaris (L.) Br.) Menggunakan Penanda RAPD. Jurnal Pemuliaan Tanamn Hutan. 1(2):89-98. Mangoendidjojo, W. (2003). Dasar-dasar Pemuliaan Tanaman. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Mashudi dan Susanto, M., (2013). Kemampuan bertunas Stool Plants Meranti Tembaga (Shorea leprosula Miq.) Dari Beberapa Populasi Di Kalimantan. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan. 2(2):119-131. Pudjiono, S, Adinugraha H.A., Mahfudz. 2012. Pembangunan Kebun Pangkas Jati Sebagai Salah Satu Sumber Benih untuk Mendapatkan Bibit Unggul Guna Mendukung Keberhasilan Program Penanaman. Info BPK Manado. 2(1): 74-79. Windyarini, E dan Hasnah, TM. 2015. Identifikasi dan Evaluasi Pertumbuhan Semai Jenis-jenis Shorea Penghasil Tengkawang. Jurnal Wasian. 2(1) 32-40. Winarni, I., E.S. Sumadiwangsa, dan D. Setyawan. 2004. Pengaruh Tempat Tumbuh, Spesies dan Diameter Batang terhadap Produktivitas Pohon Penghasil Biji Tengkawang. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 22(1)23-33.id_ID
dc.identifier.issn2527-533X
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/11324
dc.description.abstractJati merupakan salah satu tanaman hutan penghasil kayu yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Produktivitas hutan rakyat jati masih rendah. Perbanyakan tanaman jati dapat dilakukan secara generatif dan vegetatif. Perbanyakan vegetatif merupakan salah satu cara untuk mendapatkan tanaman unggul yang sama dengan induknya atau clonning. Langkah-langkah pemilihan materi genetik unggul yang diperbanyak secara vegetative merupakan salah satu tahapan yang perlu diketahui untuk mendapatkan bibit yang mempunyai produktivitas tinggi. Materi genetik unggul diperoleh melalui uji klon yang kemudian klon terpilih diperbanyak. Untuk memperbanyak klon unggul diperlukan informasi produksi tunas yang dihasilkan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui produksi tunas juvenil yang dihasilkan dari klon jati yang berbeda yang terdapat di kebun pangkas jati. Metode penelitian yaitu Kebun Pangkas umur 4 bulan dipangkas setinggi 50 cm diatas permukaan tanah. Empat minggu setelah pangkas tunas yang tumbuh diamati. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap berblok, 12 klon jati dengan 3 ulangan masing-masing ulangan 10 unit tanaman. Jarak tanam antar tanaman 1 m x 1 m. Pemangkasan dilakukan pada bulan April. Karakter yang diukur adalah tinggi tunas, diameter tunas dan jumlah tunas. Dianalisis varian jika terdapat beda nyata dilakukan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa klon berpengaruh sangat nyata terhadap parameter yang diamati yaitu tinggi tunas, diameter tunas dan jumlah tunas. Tinggi tunas 12,6 cm-34,4 cm dengan rerata 24,7 cm. Diameter tunas antara 6,74 mm-8,95 mm dengan rerata 7,60 mm. Jumlah tunas antara 2,98 - 4,24 dengan rerata 3,57 tunas.id_ID
dc.language.isootherid_ID
dc.publisherProsiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) Ke-4id_ID
dc.titleProduksi Tunas Juvenil Jati (Tectona grandis L.f) pada Klon yang Berbeda setelah Pangkas Pertama di Kebun Pangkasid_ID
dc.typeArticleid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record