dc.identifier.citation | Darmawan, A., Nuitja, I. N. S., Soedharma, D., Halim, M. H., Kusrini, M. D., Lubis, S. B., Alhanif, R., Khazali, M., Murdiah, M., Wahjuhardini, P. L., Setiabudiningsih, dan Mashar, A. (2009). Pedoman Teknis Pengelolaan Konservasi Penyu. Jakarta : Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut, Direktorat Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, Departemen Kelautan dan Perikanan RI. Dima, A. O. M., Solihin, D. D., Manalu, W. , dan Boediono, A. (2015). Profil Ekspresi Gen Determinasi Seks, Bioreproduksi, Fenotipe, Dan Performa Lokomotori Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) Yang Diinduksi Pada Suhu Inkubasi Berbeda. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 7 (1) : 143-155. Gomuttapong, S., In, W. K., Kitana, J., Pariyanonth, P., Thirakhupt, K., and Kitana, N. (2013). Green Turtle, Chelonia mydas, Nesting and Temperature Profile of the Nesting Beach at Huyong Island, the Similan Islands in Andaman Sea. Natural Resources. 4: 357-361. Karnan. (2008). Penyu Hijau dan Konservasinya. Jurnal Pijar MIPA. 8 (1) : 39-46. Nuitja, I, N,S. (1992). Biologi dan Ekologi Pelestarian Penyu Laut. Bogor: IPB Press. Panjaitan, R. A., Iskandar, dan Syawaludin, H. A. (2012). Hubungan Perubahan Garis Pantai Terhadap Habitat Bertelur Penyu Hijau (Chelonia mydas) di Pantai Pangumbahan Ujung Genteng, Kabupaten Sukabumi. Jurnal Perikanan dan Kelautan. 3 (3) : 311-320. Pike, D. A. (2013). Climate Influences The Global Distribution of Sea Turtle Nesting. Global Ecology and Biogeography. 22 : 555-566. Putera, A. A. R., Sulmartiwi, L., dan Tjahjaningsih. (2015). Pengaruh Kedalaman Sarang Penetasan Penyu Hijau (Chelonia mydas) Terhadap Masa Inkubasi dan Persentase Keberhasilan Penetasan di Pantai Sukamade, Taman Nasional Meru Betiri, Banyuwangi Jawa Timur. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 7(2) : 195-198. Richayasa, A.( 2015). Karakteristik Habitat Peneluran Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata) di Pulau Geleang, Karimun Jawa. Skripsi. Jurusan Biologi MIPA Universitas Negeri Semarang. Satriadi, A., Rudiana, E., dan Af-idati, N. (2003). Identifikasi Penyu dan Studi Karakteristik Fisik Habitat Identifikasi Penyu dan Studi Karakteristik Fisik Habitat Penelurannya di Pantai Samas, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Ilmu Kelautan. 8 (2) : 69-75. Setyawatiningsih, S. C., Marniasih, D., dan Wijayanto. (2011). Karakteristik Biofisik Tempat Peneluran Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata) di Pulau Anak Ileuh Kecil, Kepulauan Riau. Jurnal Teknobiologi. 2 (1) : 17-22. Sheavtiyan, Setyawan, T. R., dan Lovadi, I. (2014). Tingkat Keberhasilan Penetasan Telur Penyu Hijau (Chelonia mydas, Linnaeus 1758) di Pantai Sebubus, Kabupaten Sambas. Jurnal Protobiont. 3 (1) : 46-54. Sudrajat dan Datusahlan, M. (2011). Tingkat Keberhasilan Penetasan Telur Penyu Hijau (Chelonia mydas L.) Berdasarkan Karakteristik Pantai di Kepulauan Derawan Kabupaten Berau Kalimantan Timur. Universitas Mulawarman Samarinda. Sukada, I. K. (2009). Pengaruh Letak Sarang dan Kerapatan Telur Terhadap Laju Tetas Telur Penyu Hijau (Chelonia mydas). Bumi Lestari Jurnal Lingkungan Hidup. 9 (1) : 54-60. Zarnetske, P. L., Skelly, D. K., and Urban, M. C. (2012). Biotic Multipliers of Climate Change. Science AAAS. 336 : 1516-1518. | id_ID |
dc.description.abstract | Penyu memiliki perilaku unik yaitu bertelur di pantai yang sama dengan tempatnya menetas. Penyu sebagai hewan yang dilindungi terus mengalami penurunan populasi yang disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya yaitu degradasi habitat peneluran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi habitat Pantai Taman sebagai habitat bertelur penyu. Penelitian dilakukan selama bulan September-November 2016 dengan metode survei dengan mengukur parameter habitat Pantai Taman yang meliputi suhu pasir, suhu udara, kelembaban udara, lebar pantai, kemiringan pantai, jenis vegetasi, dan eksistensi predator. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif. Rata-rata suhu udara 28,06oC, rata-rata suhu pasir pada kedalaman 50 cm yaitu 29,95oC, rata-rata kelembaban udara yaitu 71,53%, rata-rata lebar pantai di yaitu 35,84 m, dan rata-rata kemiringan pantai yaitu 7,02o yang menunjukkan kategori pantai landai. Jenis vegetasi yang tumbuh di sepanjang pesisir pantai yaitu biduri (Calotropis gigantea), bintaro (Cerbera manghas), nyamplung (Calophyllum inophyllum), ketapang (Terminalia catappa), cemara laut (Casuarina equisetifolia), tapak kuda (Ipomoea pes-caprae), kelapa (Cocos nucifera), pandan laut (Pandanus tectorius), rumput angin (Spinifex littoreus), rumput grinting (Thuarea involuta), dan cikumpai cikarao (Lepturus repens). Sedangkan untuk keberadaan predator yang teridentifikasi selama pengamatan yaitu kepiting hantu (Ocypode cursor). | id_ID |