Analisis Wacana Fenomena LGBT pada Harian Kompas, Suara Merdeka dan Jawa Pos: Pendekatan Mikrostruktural dan Makrostruktural
Abstract
Fenomena LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) di Indonesia sebenarnya
bukanlah hal baru. Fenomena seperti ini sudah lama ada, tetapi para pelakunya belum
berani mengungkapkan eksistensinya. Seiring perkembangan teknologi yang
menyuguhkan berbagai sarana media sosial yang memudahkan penggunanya untuk
melakukan komunikasi dan menunjukkan eksistensi. Hal tersebut dimanfaatkan oleh
pelaku dan pendukung LGBT untuk menyuarakan keberadaan dan memperluas
jaringannya. Pemberitaan mengenai keadaan tersebut menjadi tranding topic nasional
baik di media sosial, media elektronik, maupun media massa. Beberapa media massa
yang menyajikan berita LGBT yakni Kompas, Suara Merdeka, dan Jawa Pos.
Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan analisis
mikrostruktural pada wacana pemberitaan fenomena LGBT pada koran harian Kompas,
Suara Merdeka, dan Jawa Pos, (2) mendeskripsikan analisis makrostruktural pada
wacana pemberitaan fenomena LGBT pada koran harian Kompas dan Jawa Pos. Analisis
wacana pada penelitian ini menggunakan Critical Discourse Analyisis (CDA) karya
Norman Fairlough. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumenter
dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) pada tataran mikrostruktural
terdapat satuan kohesi leksikal dan gramatikal yang membentuk kepaduan wacana.
Kohensi leksikal meliputi repetisi, sinonimi, kolokasi, hiponimi, antonimi, dan
ekuivalensi, sedangkan pada gramatikal rmeliputi referensi, substitusi, elipsis, dan
konjungsi. (2) pada tataran makrostruktural teks yang dikaitkan dengan sosial-budaya
menunjukkan bahwa wacana pemberitaan fenomena LGBT pada harian Kompas, Suara
Merdeka, dan Jawa Pos mengarah pada bentuk penolakan, preventif, dan kuratif bagi
masyarakat.