Show simple item record

dc.contributor.authorAgustawijaya, Didi S.
dc.contributor.authorKrisnayanti, Dewi
dc.date.accessioned2019-08-21T06:54:22Z
dc.date.available2019-08-21T06:54:22Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.citationAgustawijaya, D. S.,(2013), “A review on hazard risk reduction systems and reliability estimate of the dredging system of the Lusi mud volcano in Sidoarjo, East Java”, International Journal of Civil & Environmental Engineering, Vol. 13 (02), pp. 12-16. Agustawijaya, D. S. dan Sukandi, (2012) “The stability of the Lusi mud volcano embankment dams using FEM with a special reference to the dam point P10.D”, Civil Engineering Dimension, Vol. 14 (2), pp. 100-109. Agustawijaya, D.S., (2010), “Penanggulangan semburan dan penanganan luapan lumpur Sidoarjo: Peranan ilmu dan rekayasa kebumian dalam pengelolaan bencana”, Prosiding Seminar Nasional Ikatan Geograf Indonesia, Surabaya, pp 16-28. Anonim, (2011), Laporan Akhir Tahun BPLS, BPLS, Surabaya. Fukushima, Y.; Mori, J., Hashimoto, M., Kano, Y., (2009), “Subsidence associated with the Lusi mud eruption, East Java, investigated by SAR interferometry”, Marine and Petroleum Geology, Vol. 26, pp. 1740-1750. Herman, D. Z., (2009), “Tinjauan Kemungkinan Sebaran Unsur Tanah Jarang (REE) di Lingkungan Panas Bumi (Contoh kasus lapangan panas bumi Dieng, Jawa Tengah)”, Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 4 (1), pp. 1-8. Istadi, B.P.; Pramono, G.H.; Sumintadireja, P.; Alam, S.,(2009), “Modeling study of growth and potential geohazard for LUSI mud volcano: East Java, Indonesia”, Marine and Petroleum Geology, Vol. 26, pp.1724-1739. Mazzini, A.,(2009), “Mud volcanism: Processes and implications”, Marine and Petroleum Geology, Vol. 26, pp. 1677-1680. Mazzini, A.; Svensen, H.; Akhmanov, G.G.; Aloisi, G.; Planke, S.; Malthe-Sorenssen, A.; Istadi, B., (2007), “Triggering and dynamic evolution of LUSI mud volcano, Indonesia”, Earth and Planetary Science Letters, Vol. 261, pp. 375-388. Nugraha, S. I.; Harmoko, U.; Indriana, R. D.;(2008), “Penelitian Temperatur Permukaan dan Emisi Gas Karbondioksida (CO2) untuk Mengkaji Kebolehjadian adanya Panas Bumi di Sisi Lereng Utara Gunung Merbabu Jawa Tengah”, Laporan Penelitian, MIPA- Fisika Universitas Diponegoro. Satyana, A.H.,(2007), “Geological disaster on the falls of Jenggala and Majapahit Empires : A hypothesis of historical mud volcanoes eruptions based onhistorical chronicles of Kitab Pararaton, Serat Kanda, Babad Tanah Jawi; Folklore of Timun Mas; analogue to the present LUSI eruption; and geological analysis of the Kendeng Depression – Brantas Delta”, Joint Convention Bali 2007, The 36th IAGI, The 32nd HAGI, and the 29th IATMI, Annual Convention and Exhibition, Bali, 13-16 November 2007. Sawolo, N.; Sutriono, E.; Istadi, B.P.; Darmoyo, A.B.; (2009). “The LUSI mud volcano triggering controversy: Was it caused by drilling?”, Marine and Petroleum Geology, Vol. 26, pp.1766-1784. Wahyudi, (2006), “Kajian Potensi panas Bumi dan Rekomendasi Pemanfaatannya pada Daerah Prospek Gunungapi Ungaran Jawa Tengah”, Berkala Ilmiah MIPA, 16 (1), pp. 41-48. Zaennudin, A.; Badri, I.; Padmawijaya, T.; Humaida, H.; dan Sutaningsih, E.; (2010),“Fenomena Geologi Semburan Lumpur Sidoarjo”, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber daya Mineral, Bandung.id_ID
dc.identifier.isbn978-979-636-149-6
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/11500
dc.description.abstractSalah satu syarat terbentuknya sistem panas bumi adalah adanya reservoir sebagai penjebak air.Fenomena gunung lumpur di Sidoarjo yang mengerupsi lumpur panas dan air secara terus menerus memberi indikasi adanya sumber air dari kedalaman tertentu. Sistem panas bumi kemudian ditelusuri menggunakan unsur kimia lumpur dan air dari hasil erupsi tersebut. Hasil pengujian isotop air dan gas mengindikasikan sistem panas bumi dengan entaplhi tinggi. Akan tetapi fenomena semburan lumpur panas ini diikuti oleh deformasi geologi yang intensif. Deformasi geologi ini kemungkinan telah merubah struktur geologi bawah permukaan. Hasil pengukuran GPS menunjukan bahwa deformasi sangat intensif terjadi di sekitar pusat semburan, kemudian berkurang ke arah menjauh dari pusat semburan. Berdasarkan pengukuran ini tampaknya syarat terbentuknya penjebak air telah dipengaruhi oleh deformasi geologi. Dengan demikian kebolehjadian sistem panas bumi di gunung lumpur Sidoarjo harus dikaji lebih jauh untuk memastikan intensitas perubahan struktur geologi terhadap reservoir penjebak air.id_ID
dc.language.isootherid_ID
dc.publisherSeminar Nasional Teknik Sipil III 2013id_ID
dc.titleEvaluasi Kebolehjadian Sistem Panas Bumi berdasarkan Aspek Geokimia dan Deformasi Geologi untuk Gunung Lumpur Sidoarjo Jawa Timurid_ID
dc.typeArticleid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record