• Login
    View Item 
    •   Home
    • Proceedings
    • Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil UMS
    • Seminar Nasional Teknik Sipil III 2013
    • View Item
    •   Home
    • Proceedings
    • Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil UMS
    • Seminar Nasional Teknik Sipil III 2013
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Konsep Green Building sebagai Solusi Mengurangi Kerusakan Lingkungan

    Thumbnail
    View/Open
    VIEW/DOWNLOAD (222.8Kb)
    Date
    2013
    Author
    Yustiarini, Dewi
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Pelaksanaan kegiatan pembangunan proyek-proyek infrastruktur pasti akan mengubah kondisi dan fungsi alam, yang dalam daur hidup proyeknya- mulai tahap perencanaan, perancangan, konstruksi, operasional, pemeliharaan hingga dekonstruksi-akan mengkonsumsi sumber daya alam dan menghasilkan limbah dalam jumlah yang cukup besar. Berkaitan dengan risiko dampak negatif yang dihadapi Indonesia akibat pembangunan infrastruktur yang tidak terkendali tersebut, maka sektor konstruksi di Indonesia yang merupakan faktor produksi kegiatan pembangunan infrastruktur harus dapat memenuhi kebutuhan nasional. Dalam rangka menurunkan risiko dampak tersebut dengan tetap merespons kebutuhan permintaan konstruksi yang akan selalu meningkat. Green Building adalah bangunan yang sejak dimulai dalam tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian hingga dalam operasional pemeliharaannya memperhatikan aspek-aspek dalam melindungi, menghemat, mengurangi penggunaan sumber daya alam, menjaga mutu dari kualitas udara di dalam ruangan, dan memperhatikan kesehatan penghuninya yang semuanya berpegang kepada kaidah bersinambungan. Dalam mendukung penyelenggaraan green building, tiap negara dilengkapi oleh perangkat penilaian (assessment) untuk menentukan apakah suatu bangunan dapat dinyatakan layak bersertifikat green building atau tidak, sebagai contoh Amerika Serikat (LEED), Inggris (BREEAM), Kanada (GBTool), Jepang (CASBEE), Australia (Green Star), Singapura (Green Mark), dan sebagainya. Di Indonesia sendiri, perangkat penilaian ini bernama Greenship yang disusun oleh Green Building Council Indonesia (GBCI). Greenship adalah sistem penilaian (rating) yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi pelaku industri konstruksi untuk mencapai suatu standar green building terukur yang dapat dipahami oleh pengguna bangunan. Peringkat penilaian greenship terdiri dari enam kategori pengelompokkan penilaian, terdiri dari tepat guna lahan, efisiensi konservasi energy, konservasi air, sumber & siklus material, kualitas udara & kenyamanan ruangan, serta manajemen lingkungan bangunan. Dari enam kategori penilaian pada Greenship yang pelu mendapat perhatian lebih dan berkaitan dengan proses konstruksi adalah kategori Material Resources and Cycle (MRC) karena berdasarkan data WorldGreen building Council, di seluruh dunia, bangunan menggunakan 25% produk kayu, dan 40-50% penggunaan bahan mentah untuk pembangunan dan pengoperasiannya. Material konstruksi hampir semuanya berasal dari alam dan angka ini terbilang cukup tinggi dalam tingkat presentase penggunaan sumber daya alam. Proses penilaian greenship diharapkan menjadi salah satu solusi mengurangi kerusakan lingkungan akibar kegiatan konstruksi di Indonesia.
    URI
    http://hdl.handle.net/11617/11512
    Collections
    • Seminar Nasional Teknik Sipil III 2013

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    Publikasi IlmiahCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    Login

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV