Show simple item record

dc.contributor.authorSudjatmiko, Aliem
dc.date.accessioned2019-08-23T02:06:11Z
dc.date.available2019-08-23T02:06:11Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.citationAsroni, A, 2001. Struktur Beton 1, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, UMS, Surakarta. Departemen Pekerjaan Umum, 1971. Peraturan Beton Bertulang Indonesia, N.1-2 1971, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Departemen Pekerjaan Umum, Bandung. Departemen Pekerjaan Umum, 1982. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Di Indonesia,(PUBI 1982), Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Jakarta Departemen Pekerjaan Umum 1990, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal, SK SNI T-15-1990-03,Badan Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum, 1991. Standar Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SK SNI T-15-1991-03, Badan Pengembangan Pekerjaan Umum, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Gambhir, M. I., 1986. Concrete Technology, Mc Graw Hill, New Delhi. Subakti, A. 1995. Teknologi Beton Dalam Praktek. FTSP, ITS, Surabaya. Suprapto, 2006. Uji Kuat Lentur Dinding Panel Hardflex Dan Styrofoam Dengan Tulangan Bambu, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Univesitas Muhammadiyah Surakarta. Tjokrodimuljo, K., 1995. Bahan Bangunan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, UGM, Yogyakarta.id_ID
dc.identifier.isbn978-979-636-149-6
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/11519
dc.description.abstractDalam menyikapi kondisi lapangan di masyarakat berkaitan dengan kebutuhan lahan dan papan utamanya perumahan, banyak kasus terkait dengan upaya pengembangan rumah secara vertical mengalami kendala, baik dari segi struktur maupun sampai masalah beaya. Pengembangan rumah vertical yang murah maupun ringan diperlukan pemikiran yang sesuai dengan problem di masyarakat yang mana dalam realisasinya bisa dikerjakan dengan mudah dan sederhana dengan menggunakan struktur plat beton tipis model grid pada bentang pendek. Dari beberapa pengujian di laboratorium tentang plat beton tipis model grid yang menggunakan tulangan kawat baja las (wire mesh D 6mm ) menghasilkan kemampuan lentur yang memadahi untuk digunakan plat lantai bentang pendek pada pengembangan rumah tinggal. Pada pengujian menggunakan kawat baja las (wire mesh) yang umum berada di pasaran sebagai penulangan lantai beton tipis. Pengujian dilakukan menggunakan pelat beton tipis dengan tulangan kawat baja las (wire mesh) pada umur 28 hari. Untuk mengetahui karakter beton pengujian menggunakan benda uji yaitu sampel silinder beton untuk uji karakteristik beton dan plat beton tipis model grid sebagai material untuk uji lentur pelat. Dimensi benda uji silinder Ø 15 cm dan tinggi 30 cm, sedangkan bentuk benda uji pelat lantai beton dengan ukuran 100 x 50 x 5 cm3. Baja tulangan menggunakan tulangan kawat baja las (wire mesh) berbentuk jala yang umum berada di pasaran dengan diameter kawat baja 6 mm. Faktor air semen yang digunakan adalah 0,35; 0.4; 0.45. Mix design menggunakan Metode SK SNI T-15-1990-03. Setiap variasi dibuat 3 benda uji, sehingga jumlah total ada 9 benda uji silinder dan 9 plat tipis model grid. Hasil kuat tekan rata – rata silinder beton dijadikan acuan sebagai bahan pengisi pelat lantai beton dengan variasi fas 0,35; fas 0,4 dan fas 0,45 sebesar 25,48 Mda 23.6MPa; 21,4 MPa . Beban terpusat rata – rata yang dapat ditahan 3 benda uji pelat beton tebal 5cm dari masing-masing variasi fas sebesar 8333,33N; 7655,5N dan 7027,4 N dengan penurunan rata-rata pada masing-masing variasi fas 6,3mm;5,8 mm dan 5,5 mm.id_ID
dc.language.isootherid_ID
dc.publisherSeminar Nasional Teknik Sipil III 2013id_ID
dc.titlePengujian Kemampuan Lentur Pelat Lantai Tipis Model Grid menggunakan Tulangan Besi Wire Meshid_ID
dc.typeArticleid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record