Show simple item record

dc.contributor.authorTrinugroho, Suhendro
dc.contributor.authorHastiningsih, Farikhah
dc.date.accessioned2019-08-23T02:21:15Z
dc.date.available2019-08-23T02:21:15Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.citationDepartemen Pekerjaan Umum, 1982. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Hatta, M. N., 2006. Uji Kuat Lentur Dinding Panel Hardflex dan Styrofoam Dengan Tulangan Bambu, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta (Tidak Dipublikasikan). Kustanti,I.,2000.TinjauanSifatMekanikapadaBambuApus,PetungdanOri,Tugas akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta (Tidak Dipublikasikan). Mulyono, Tri, 2004. Teknologi Beton, Penerbit Andi, Yogyakarta. Murdock, L. J., dan K.M. Brook., 1999. Bahan dan Praktek Beton, terjemahan Hindarko, S, Penerbit Erlangga, Jakarta. Pardi, 2007. Tinjauan Kuat Lentur Dnding Panel Batu Apung Dengan Penulangan Bambu, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta (Tidak Dipublikasikan). Rofiq, M. S., 2010. Model Sambungan Dinding Panel Dengan Agregat Pecahan Genteng, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta (Tidak Dipublikasikan). Tjokrodimuljo, K., 1995. Bahan Bangunan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tjokrodimuljo, K., 1996. Teknologi Beton, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Winter, G., Nilson A., 1993. Perencanaan Struktur Beton Bertulang. PT. Piadnya Paramita, Jakarta. Yap, Felik, 1983. Bambu Sebagai Bahan Bangunan, Yogyakarta.id_ID
dc.identifier.isbn978-979-636-149-6
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/11525
dc.description.abstractDinding pracetak bukan merupakan struktural, yang dalam pemakaiannya diupayakan memiliki berat relatif ringan sehingga tidak memberikan beban yang berlebih bagi struktur bangunan. Dinding Panel adalah salah satu hasil dari perkembangan teknologi di bidang beton pra cetak, saat ini masih menggunakan baja sebagai salah satu elemen penyusunnya. Sedangkan baja dalam dinding panel ini memiliki kelemahan yaitu terbatas dan beban yang berat. Untuk mengatasi problem tersebut, sebagai alternatif pengganti baja dicoba penggunaan bambu sebagai tulangan yang mempunyai kekuatan tarik yang tinggi, murah serta banyak tersedia. Penelitian yang dilakukan sekarang adalah mencari komposisi campuran mortar yang memiliki kuat tekan terbesar. Kemudian komposisi campuran mortar dengan kuat tekan terbesar dikombinasikan dengan beberapa variasi bahan tambah. Variasi yang dibuat antara lain mortar yang diberi bahan tambah abu terbang (fly ash) sisa pembakaran batu bara, mortar dengan bahan tambah abu terbang (fly ash) dan fiber glass serta mortar dengan bahan tambah abu terbang (fly ash) dan polyester. Prosentase bahan tambah abu terbang (fly ash) 12,5% terhadap berat semen, sedangkan fiber glass dan polyester adalah 0%, 3%, 6%, 9% terhadap berat semen. Dari beberapa variasi campuran mortar tersebut akan diteliti campuran mana yang terbaik untuk dibuat sebagai dinding panel. Setelah diperoleh campuran terbaik maka campuran mortar tersebut dikombinasikan dengan tulangan berupa bambu apus/ tali (Gigantochloa apus Kurtz) untuk dibuat dinding panel, yang bertujuan untuk meningkatkan kuat lentur dinding panel tersebut. Tulangan yang digunakan ada 2 variasi bentuk, yaitu berbentuk anyaman susun dan anyaman silang. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh komposisi campuran terbaik yaitu 1 semen : 5 pasir, dengan diperoleh kuat tekan rata-rata pada usia 28 hari sebesar 10,690 MPa. Setelah diberi berbagai macam variasi bahan tambah, diperoleh bahan tambah abu terbang (fly ash) 12,5% yang dapat meningkatkan kuat tekan mortar menjadi 11,532 MPa, pada usia 28 hari. Terjadi peningkatan kuat tekan sebesar 7,88% terhadap mortar murni. Kemudian dari mortar dengan bahan tambah fly ash 12,5% dan fiber glass 3% dikombinasikan dengan tulangan bambu untuk dibuat dinding panel. Dengan 2 macam variasi tulangan, yaitu anyaman susun dan anyaman silang. Dari pengujian diperoleh nilai kuat lentur rata-rata sebesar 638064,00 kg/m2 untuk dinding panel dengan bentuk tulangan anyam susun, dan 583722,00 kg/m2 untuk dinding panel dengan bentuk tulangan anyam silang.id_ID
dc.language.isootherid_ID
dc.publisherSeminar Nasional Teknik Sipil III 2013id_ID
dc.titleKapasitas Dinding Panel Bertulangan Bambu dengan Bahan Tambah Serat Polyester, Fiber Glass dan Abu Batu Baraid_ID
dc.typeArticleid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record