Show simple item record

dc.contributor.authorShabrina, Aufi
dc.contributor.authorRiyanto, Agus
dc.contributor.authorSunarjono, Sri
dc.contributor.authorHarnaeni, Senja Rum
dc.date.accessioned2019-12-27T02:55:03Z
dc.date.available2019-12-27T02:55:03Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.citationAASHTO. 1993. Guide for Design of Pavement Structures. US: American Association of State Highway and Transportation Officials. Bina Marga. 2010. Spesifikasi Umum Revisi 3. Jakarta: Direktorat Jendral Bina Marga. Kusharto, H. Pengaruh Pasir Pantai Terhadap Sifat Marshall dalam Campuran Beton Aspal, Vol 12, No. 3, Edisi XXX Oktober 2004. Laboratorium Teknik Sipil, 2015. Buku Panduan Praktikum Bahan Lapis Keras. Jurusan Teknik Sipil. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Refi, A. Efek Pemakaian Pasir Laut Sebagai Agregat Halus Pada Campuran Aspal Panas (AC-BC) dengan Pengujian Marshall, Jurnal Teknik Sipil ITP, Vol 2 No 1 Januari 2015, ISSN : 2354-8452 Riyanto, A.2008.Materi Bahan Perkerasan, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. Setiawan, W. Analisis Penggunaan Pasir Pantai Parangtritis Sebagai Campuran Asphalt – Concrete – Binder Course (AC-BC) terhadap Durabilitas dan Nilai Struktural, Skripsi. Surakarta: Laporan Penelitian, Fakultas Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta. Suhingtyas, N D. 2017, Analisa Dampak Rendaman Air Laut Terhadap Durabilitas Campuran Asphalt Concrete – Binder Course (AC-BC) Skripsi. Surakarta: Laporan Penelitian, Fakultas Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta. Van Der Poel. 1945. Nilai Struktural Lapis Permukaan, Materi Perkuliahan Bahan Perkerasan Universitas Muhammadiyah Surakarta.id_ID
dc.identifier.issn2686-4274
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/11693
dc.description.abstractJalan di Indonesia umumnya menggunakan perkerasan Lapisan Aspal Beton (LASTON) yang terdiri dari agregat kasar, medium, halus, filler, dan aspal itu sendiri. Beberapa daerah di Indonesia masih ada yang susah untuk menjangkau material tersebut, oleh karena itu diperlukannya alternatif pengganti material tersebut dan mudah di jangkau. Hal pertama yang dilakukan yaitu menentukan Kadar Aspal Optimum (KAO) dengan variasi kadar aspal 4,5%, 5%, 5,5%, 6%, 6,5%, 7% terhadap berat total agregat. Setelah nilai KAO ditentukan, kemudian membuat sample dengan penambahan pasir pantai sebesar 0%, 10%, 15%, dan 30% terhadap agregat halus. Sample yang telah dibuat kemudian di uji untuk mencari nilai Marshall Properties yang mencakup Stabilitas, Flow, VIM, VMA, VFWA, dan MQ, Proporsi Pasir Pantai Optimum dari rata-rata parameter Properties Marshall, dan Nilai Struktural dari grafik Nomogram Sbit dan Smix.Pengaruh pemanfaatan pasir pantai terhadap Marshall Properties dan Nilai Struktural secara umum grafiknya berupa garis parabolik Hasil dari penelitian diperoleh nilai KAO sebesar 5,5%. Pengaruh penambahan proporsi pasir pantai sebesar 0%, 10%, 15%, dan 30% pada Marshall Properties Grafik Stabilitas, Flow, VIM, dan VMA, VFWA, dan MQ cenderung linier, dimana nilai di grafik itu naik dan turun. Hasil dari parameter Marshall Properties didapatkan nilai Pasir Pantai Optimum sebesar 14%. Proporsi pasir pantai pada campuran AC-WC terhadap nilai struktural relative konstan pada proporsi 0%, 10%, 15%, dan 30%. Proporsi pasir pantai ditinjau dari koefisien kekuatan relative bahan (a) yang optimal terdapat pada variasi 15%. Nilai a dibawah nilai asumsi penurunan yang diisyaratkan oleh Bina Marga (2010) yaitu 75% atau sebesar 0,262, sehingga dapat diketahui bahwa karakteristik material pasir pantai tidak memenuhi persyaratan sebagai bahan jalan yang digunakan pada kecepatan rendah.id_ID
dc.language.isootherid_ID
dc.publisherProsiding Simposium Nasional Rekayasa Aplikasi Perancangan dan Industri XVIII 2019id_ID
dc.titleAnalisis Pemanfaatan Pasir Pantai Kemala sebagai Bahan Tambah Campuran Asphalt Concrete-Wearing Course (AC-WC) terhadap Marshall Properties dan Nilai Strukturalid_ID
dc.typeArticleid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record