Show simple item record

dc.contributor.authorSunarto, Sunarto
dc.date.accessioned2012-04-28T03:17:24Z
dc.date.available2012-04-28T03:17:24Z
dc.date.issued2011-07
dc.identifier.citationAerts, J., D.C. Major, M.J. Bowman, P. Dircke, dan M.A. Marfai (2009). Connecting Delta Cities: Coastal Cities, Flood Risk Management and Adaptation to Climate Change, VU University Press, Amsterdam. Anshoriy Ch., M.N. dan Z.A. Thoha (2005). Di Bawah Naungan Tanda-tanda, Soemadi M.W. dan M. Usman (Eds.), Berguru pada Jogja: Demokrasi dan Kearifan Kultural, Penerbit Kutub Yogyakarta dan SKH Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta. Bagus, L. (1996). Kamus Filsafat, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. BAKOSURTANAL (2006). Atlas Indonesia dari Angkasa, Penerbit BAKOSURTANAL, Cibinong. Basrowi dan Sukidin (2002). Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro, Penerbit Insan Cendekia, Surabaya. Berger, A.A. (2010). Pengantar Semiotika: Tanda-tanda dalam Kebudayaan Kontemporer, M.D. Satrianto (Terj.), M. Yahya (Ed.), Penerbit Tiara Wacana, Yogyakarta. Christopherson, R.W. (2005). Geosystems: an Introduction to Physical Geography, Pearson Education Ltd., Upper Saddle River. Cooke, R.U. dan J.C. Doornkamp (1994). Geomorphology in Environmental Management, Clarendon Press, Oxford. Daldjoeni, N. (1983). Pokok-pokok Klimatologi, Penerbit Alumni, Bandung. Endraswara, S. (2003). Falsafat Hidup Jawa, Penerbit Cakrawala, Tangerang. Hoed, B.H. (2011). Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, Penerbit Komunitas Bambu, Jakarta. Isworo L., B. (2011). Perubahan Iklim: Perlukah Menunggu Bencana Besar? Bencana Mengancam Indonesia, Penerbit Buku Kompas, Jakarta. Jhamtani, H., A. Wardana, dan K. Lisa (2009). Berubah atau Diubah: Lembar Fakta & Panduan tentang Pemanasan Global & Perubahan Iklim, INSISTPress, Yogyakarta. Kaelan (2009). Filsafat Bahasa: Semiotika dan Hermeneutika, Penerbit Paradigma, Yogyakarta. Keraf, A.S. (2010). Krisis dan Bencana Lingkungan Hidup Global, Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Kuswahyono, I. (2008). Belajar tentang Kearifan Lokal Masyarakat Bunaken Manado dalam Manajemen Spasial dan Sumber Daya Alam bagi Solusi Pencegahan Bencana Alam, di dalam: R. Syafa’at, S. Bahar, I.N. Nurjaya, E. Susilo, dan I. Kuswahyono (Eds.), Negara, Masyarakat Adat, dan Kearifan Lokal, In-TRANS Publising, Malang. Kuswarno, E. (2009). Fenomenologi: Konsepsi, Pedoman, dan Contoh Penelitiannya, Penerbit Widya Padjadjaran, Bandung. Lubis, A.Y. dan D.G. Adian (2011). Pengantar Filsafat Ilmu Pengetahuan, Penerbit Koekoesan, Depok. Martinet, J. (2010). Semiologi: Kajian Teori Tanda Saussuran, antara Semiologi Komunikasi dan Semiologi Signifikansi, S.A. Herwinarko (Terj), A. Adlin (Ed.), Penerbit Jalasutra, Yogyakarta. Mudhofir, A. (2001). Kamus Istilah Filsafat dan Ilmu, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Nunn, P.D. (2004). Understanding and Adapting to Sea-level Change, di dalam: F. Harris (Ed.), Global Environmental Issues, John Wiley & Sons, Ltd., Chichester. Palmer, R.E. (2005). Hermeneutika: Teori Baru mengenai Interpretasi, Terj. M. Hery dan D. Muhammed, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Piliang, Y.A. (2010). Hipersemiotika, Penerbit Jalasutra, Yogyakarta. Poespoprodjo, W. (2004). Hermeneutika, Penerbit Pustaka Setia, Bandung. Radjiman (2000). Konsep Petangan Jawa, Penerbit Yayasan Pustaka Cakra, Surakarta. Siregar, L.G. (2005). Menyingkap Subjektivitas Fenomena, UI-Press, Jakarta. Sobur, A. (2009). Semiotika Komunikasi, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Sudharta, T.R., I.G.O Dhermawan, dan W.W. Winawan (1994). Kalender 301 tahun (Tahun 1800 s/d 2100), Penerbit Balai Pustaka, Jakarta. Sudibyakto (2011a). Gejala Penyimpangan Iklim, dalam: Manajemen Bencana di Indonesia ke Mana?, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Sudibyakto (2011b). Revitalisasi Pranata Mangsa, dalam: Manajemen Bencana di Indonesia ke Mana?, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Sukarsono (2009). Pengantar Ekologi Hewan: Konsep, Perilaku, Psikologi, dan Komunikasi, UMM Press, Malang. Sumaryono, E. (2007). Hermeneutik: Sebuah Metode Filsafat, Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Sunarto (2008). Kecerdasan Tradisional untuk Kajian Kebencanaan dalam Perspektif Hermeneutika, Jurnal Kebencanaan Indonesia, Vol. 1, No. 5, November 2008, 323 – 334. Sunarto, Lies Rahayu W.F., D. Mardiatno, M.A. Marfai, dan Daryono. (2009). Strategi Pengurangan Risiko Multibencana melalui Mitigasi dan Adaptasi di Wilayah Provinsi DIY dan Jawa Tengah (Studi Kasus Zona Utara Pulau Jawa), Laporan Penelitian Hibah Strategis Nasional, LPPM – UGM, Yogyakarta. Susilo, E. (2008). Meningkatkan Daya Adaptasi Nelayan Tradisional, di dalam: R. Syafa’at, S. Bahar, I.N. Nurjaya, E. Susilo, dan I. Kuswahyono (Eds.), Negara, Masyarakat Adat, dan Kearifan Lokal, In-TRANS Publising, Malang. Strahler, A. dan A. Strahler (2003). Introducing Physical Geography, John Wiley & Sons, Inc., New York. Syafrudin, H.U. (2009). Paradigma Tafsir Tekstual dan Kontekstual: Usaha Memaknai Kembali Pesan Al-Qur’an, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Tuwo, A. (2011). Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut, Penerbit Brillian Internasional, Surabaya. Wesnawa, I.G.A. (2010). Dinamika Pemanfaatan Ruang Berbasis Kearifan Lokal di Kabupaten Buleleng Provinsi Bali. Forum Geografi. Vol. 24, No. 1, PP. 1-11. Wikipedia (2010). Fenologi, http://id.wikipedia.org/wiki/fenologi. Wisnubroto, S. (1999). Pengenalan Waktu Tradisional Pranata Mangsa dan Wariga Menurut Jabaran Meteorologi: Manfaatnya dalam Pertanian dan Sosial, Penerbit Mitra Gama Widya, Yogyakarta. Peraturan Perundang-undangan: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, LNRI Tahun 2007 Nomor 84, TLNRI Nomor 4739. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, LNRI Tahun 2009 Nomor 139, TLNRI Nomor 5058.en_US
dc.identifier.issn0852-2682
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/1174
dc.description.abstractThe purpose of this research was to study the philosophical meaning of local wisdom that developed in the communities in the coastal environment, particularly in the eastern coast of Central Java. The method used for this philosophical meaning using the approach of geomorphological hermeneutics and disaster semiotics. The results of this research indicate that identified local wisdom in the form of cultural semiotics and faunal semiotics to anticipate the hazards of climate change as marine hazard and fluvial hazard. Cultural semiotics found in the form of advise that still need to be interpreted with a geomorphological hermeneutics approach order to use it to adapt to the coastal environment against marine hazard. The cultural semiotics has a geomorphological philosophical meaning as natural cycle that leads to dynamic equilibrium, not the philosophical meaning that leads to the view of anthropocentrism. In addition, also found cultural semiotics of “Dina Rèntèng” based on the philosophical views of ecocentrism. The cultural semiotics is used in society to adapt to the fluvial hazard. Faunal semiotics found in the form of anomalous crab behavior as a form of adaptation due to its response to environmental condition. The faunal semiotics has been used as a guide for the community to adapt to the fluvial hazard. Because of the local wisdom is loaded with philosophical meaning, it can be metatourism assets, so it can convert harm into benefit.en_US
dc.subjectlocal wisdomen_US
dc.subjectgeomorphological hermeneuticsen_US
dc.subjectdisaster semioticsen_US
dc.subjectmetatourismen_US
dc.titlePEMAKNAAN FILSAFATI KEARIFAN LOKAL UNTUK ADAPTASI MASYARAKAT TERHADAP ANCAMAN BENCANA MARIN DAN FLUVIAL DI LINGKUNGAN KEPESISIRANen_US
dc.title.alternativeThe Philosophical Meaning of Local Wisdom on Community Adaptation to Marine and Fluvial Hazards in Coastal Environmenten_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record