dc.identifier.citation | Badger, P. C. (2002). Ethanol From Cellulose : A General Review. 17–21. Efendi, Z., & Harta, L. (2013). Kandungan Nutrisi Hasil Fermentasi Kulit Kopi (Studi Kasus Desa Air Meles Bawah Kecamatan Curup Timur). Fatriasari, W., Syafii, W., Wistara, N., Syamsu, K., & Prasetya, B. (2016). Lignin and Cellulose Changes of Betung Bamboo ( Dendrocalamus asper ) Pretreated Microwave Heating. 6(2), 186–195. Kinney, T. J., Masiello, C. A., Dugan, B., Hockaday, W. C., Dean, M. R., Zygourakis, K., & Barnes, R. T. (2012). Hydrologic properties of biochars produced at different temperatures. Biomass and Bioenergy, 41, 34–43. https://doi.org/10.1016/j.biombioe.2012.01.033 Martunis. (2012). Pengaruh Suhu dan Lama Pengeringan Terhadap Kuantitas dan Kualitas Pati Kentang Varietas Granola. Jurnal Teknologi Dan Industri Pertanian Indonesia, 4(3), 26–30. Pastorova, I., Botto, R. E., & Arisz, P. W. (1994). Cellulose char structure : a combined analytical Py-GC-MS , F IR , and NMR study. 262, 27–47. Rutz, D., & Janssen, R. (2008). Biofuel Technology Handbook (2nd Vers.). Germany: WIP Renewable Energies. Saisa, & Syabriana, M. (2018). Produksi Bioetanol Dari Limbah Kulit Kopi Menggunakan Enzim Zymomonas Mobilis Dan Saccharomyces Cereviseae. Jurnal Serambi Engineering, 3(1), 271–278. https://doi.org/10.32672/jse.v3i1.356 Siswati, N. D., Yatim, M., & Hidayanto, R. (2010). Bioetanol dari limbah kulit kopi dengan proses fermentasi. Jurnal Hasil Riset, 1–4. Taherzadeh, M. J., & Karimi, K. (2015). Acid-Based Hydrolysis Processes for Ethanol From Lignocellulosic Materials: A Review. BioResources, 2(2007), 472–499. Widyotomo, S. (2013). Potensi dan Teknologi Diversifikasi Limbah Kopi Menjadi Produk Bermutu dan Bernilai Tambah. Review Penelitian Kopi Dan Kakao, 1(1), 63–80. | id_ID |
dc.description.abstract | Kebutuhan energi saat ini hampir seluruhnya dipasok oleh bahan bakar fosil yang semakin menipis
jumlahnya. Oleh karena itu perlu dikembangkan bahan bakar alternatif terbarukan dan ramah
lingkungan, seperti bioetanol. Bioetanol merupakan alternatif bahan bakar yang berasal dari bahan
alam terbarukan atau biomassa, salah satunya adalah kulit biji kopi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh waktu pengeringan pada saat perlakuan awal bahan baku kulit kopi dan
perbandingan jumlah starter yang ditambahkan selama fermentasi pada proses pembuatan bioetanol.
Pada proses pengeringan, variabel waktu yang digunakan adalah 2 dan 4 jam. Variabel rasio bahan
baku/starter yang digunakan adalah 4, 8, dan 12% (v/v). Pada tahap hidrolisis, dilakukan dengan
metode asam menggunakan HCl. Langkah selanjutnya adalah fermentasi dengan starter Zymomonas
mobilis selama tujuh hari. Cairan hasil fermentasi kemudian dilakukan destilasi dua tahap, yaitu
distilasi sederhana dan distilasi ekstraktif menggunakan pelarut dietilena glikol. Hasil destilasi dari
fermentasi diuji kandungan etanolnya menggunakan gas chromatography (GC). Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa kulit kopi dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol melalui
proses hidrolisis dan fermentasi, dengan kondisi terbaik pada waktu pengeringan bahan baku selama
2 jam dan perbandingan starter 8% dengan rendemen 21,37% dan kadar etanol mencapai 58,41%. | id_ID |